iklan
Kasi Pengamanan dan Penindakan Dinhut Tanjab Barat, Lianto Bahri, mengatakan pihaknya baru menemukan 20 titik api yang tersebar di beberapa kawasan di Kecamatan Betara dan Bramitam. Kawasan yang terbakar meliputi 16 titik api di kawasan HTI, 2 titik api di kawasan  APL dan 1 titik api di kawasan Hutan Lindung. ‘’Untuk hari ini kami belum mendapat laporan, biasanya laporan NOA diterima sore atupun malam hari,’’ ujarnya.

Dikatakannya, pihaknya terus melakukan pemantauan serta pemadaman di lokasi yang terbakar. ‘’Upaya pencegahan, kami bekerjasama dengan Polsek setempat dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan,’’ jelas Lianto yang juga Koordinator Pemadam Kebakaran Wilayah Hutan ini.

Disinggung tindakan dalam mengatasi masalah kebakaran lahan, Lianto menjelaskan pihaknya sudah menerjunkan personil maupun peralatan di lokasi kebakaran. Kami juga mendirikan posko kebakaran di Desa Muntialo karena mobilisasinya lebih dekat dengan TKP,’’ tandas Lianto.

Terpisah, Kepala BPBD Muarojambi, Zakir, mengatakan pihaknya juga telah mendirikan posko untuk bencana alam terutama kekeringan dan kebakaran hutan dan kekeringan seiring musim kemarau di Muarojambi. ‘’Posko yang didirikan tak hanya dari BPBD saja, namun Dinas PU, Kesehatan, Kehutanan juga dilibatkan dalam posko ini,’’ katanya seraya menginformasikan, hingga kini, pihaknya belum mendapat laporan adanya kekeringan di Muarojambi baik sumur, sawah, maupun sungai.  

Kepala Dinas Perkebunan dan Kebutanan Muarojambi, Budhi Hartono  mengaku titik api di  Muarojambi, terpantau ada 5 titik api di muarojambi. Dua diantaranya  dari lahan PT WKS dan PT Reiki. Sedangkan sisanya terjadi di hutan lindung dan lahan masyarakat. ‘’Dari 5 titik api itu ada yang memiliki potensi yang meluas terdapat di Hutan lindung gambut di Desa Manis Mato, Kecamatan Kumpeh. Apalagi ditambah dengan kondisi cuaca yang panas,’’ tuturnya.

Kelima 5 titik api itu, rincinya, terjadi di lahan masyarakat Desa Gerunggung Kecamatan Sekernan, di Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT WKS di Desa Rukam Kecamatan Kumpeh, lalu di Hutan Lindung Gambut Desa Manis Mato, di lahan masyarakat Desa Puding, dan di PT Reiki unit 22, Kecamatan Sungai Bahar Selatan.

‘’Beberapa dari titik api, terutama yang berada di lahan masyarakat telah diupayakan untuk dipadamkan. Pemadaman, untuk lahan masyarakat dilakukan langsung oleh petugas dan juga masyarakat. Sementara untuk area luas seperti di hutan gambut dan HTI, dilakukan Manggala Agni,’’ tandas Budhi.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images