MERANGIN, Kepala Seksi Pengelolaan TNKS Wilayah II, Dian Risdianto, mengatakan aktivitas perburuan ilegal harimau Sumatera dan satwa mangsanya, meningkat tajam akhir-akhir ini. ‘’Ini terungkap dalam operasi sapu jerat yang dilakukan Tim Tiger selama Juni- Juli, ditemukan 69 jerat harimau baik dalam kawasan maupun di luar kawasan TNKS –dengan rincian 40 jerat aktif dan 29 titik jerat harimau sumatera tidak aktif”ungkapnya,’’ sebutnya.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya, hasil operasi sapu jerat tahun 2013 ini ada peningkatan ancaman perburuan terhadap harimau sumatera yang sangat segnifikan. Pada tahun 2011 lalu, hanya 2 jerat harimau aktif yang ditemukan dan pada tahun 2012 hanya sebanyak 6 jerat. ‘’Persentasenya meningkat hampir 600 persen,’’ ujarnya.
Dijelaskannya, berdasarkan data 3 tahun terakhir, diduga kuat telah terjadi peningkatan permintaan terhadap harimau sumatera dan bagian-bagian tubuhnya di pasar gelap perdagangan ilegal. ‘’Sehingga menyebabkan meningkatnya upaya perburuan terhadap satwa tersebut,’’ tuturnya.
Selain itu, telah terjadi juga perubahan pola perburuan, yang biasanya pemburu memasang jerat 1-5 dalam satu arela perburuannya, mamun saat ini pemburu memasang 5-50 jerat dalam satu hamparan. Hal tersebut menunjukkan adanya pemodal yang mendanai aktivitas perburuan dengan menyediakan atau membeli tali kawat baja untuk menjerat harimau sekaligus menampung hasil buruannya.
‘’Rata-rata harga tali kawat baja untuk membuat 1 jerat harimau adalah sekitar Rp 300 ribu. Kalau untuk membuat 10 jerat membutuhkan dana sekitar Rp 3 juta, ini dana diluar kebutuhan logistik pemburu selama memasang dan memonotoring jelatnya didalam hutan. Kalau masyarakat biasa, tentnya berpikir dua kali untuk membuat jerat sebanyak itu, karena modalnya sangat banyak,” terang Dian Risdianto yang juga mejabat Fiel Manager Tiger Protection dan Conservation Unit TNKS.
Hingga saat ini para pelaku perburuan tersebut masih dalam proses penyelidikin dan diduga kuat merupakan pemburu profesional yang dimodali oleh para penadah. ‘’Namun kami sudah melakukan investigasi dan mengantongi identitas para pelaku,” tandasnya.
sumber: jambi ekspres