MUARA BUNGO, Kapolres Bungo yang baru AKBP Naik Pamen Simanjuntak akan mulai bertugas. Namun, saat ini ia sudah ditunggu untuk menyelesaikan kasus-kasus yang salama ini mandeg dan tidak ada kejelasan penyelesaiannya.
Ada beberapa kasus yang dianggap menonjol di Polres Bungo yang belum terselesaikan, baik itu kasus Korupsi, komplik sosial, maupun kasus kejahatan lainnya. Beberapa kasus itu menjadi PR besar bagi kepemimpinan Kapolres yang baru. Apabila juga tidak terselesaikan, akan menjadi catatan hitam baginya.
Untuk kasus korupsi yang belum selesai ditangani ialah, dugaan korupsi di Jasa Raharja, dugaan korupsi penggelembungan nama-nama penerima dana Bos di SMP 1 Rantau Pandan. Dalam aturannya, pihak kepolisian harus menyelesaikan satu kasus dalam satu tahun. Padahal, dalam satu tahun ini saja, banyak dugaan-dugaan korupsi yang terjadi di Bungo yang seharusnya dilakukan penyelidikan terhadap proyek-proyek yang diduga bermasalah. Seperti pembangunan terminal bandara, turap bandara yang jebol dan beberapa proyek lainnya.
Kemudian, untuk konflik social yang dinilai juga belum diselesaikan adalah, konflik masyarakat Rantau Pandan dan Samsudin. Kemudian konflik PT SKU dan masyarakat Batang Uleh dan beberapa desa lainnya. Pada kasus ini, warga telah membakar kantor dan gudang PT SKU. Hingga saat ini, belum ada satupun pelaku ataupun provokator yang ditangkap oleh pihak kepolisian.
Sedangkan kasus perampokan yang belum terungkap, diantaranya, dugaan laporan palsu bendahara Dishubkominfo Bungo, Maymurniawan, awal 2013 yang lalu. Informasi yang beredar, May masih tenang-tenang saja ngantor di Dishubkominfo. Bahkan, Adi Afandi pernah berkomentar di beberapa media cetak dan elektronik yang mengatakan bawha, May sudah DPO. Akan tetapi, pihak Kepolisian belum juga melakukan penangkapan. Ini menjadi tanda tanya dari berbagai pihak terhadap pengungkapan kasus di Polres Bungo ini.
Kemudian, perampokan toko mas di Kuamang sebanyak 10 Kg. Tak hanya itu, di Kuamang Kuning pada bulan Ramadhan lalu juga ada komplotan perampok yang berhasil kabur dalam pengejaran pihak kepolisian, meskipun dua orang berhasil diamankan satu tewas karena dihadiahi timah panas.
Selain itu, juga ada kasus lain yang belum terungkap. Seperti, pembunuhan tukang ojek di Lorong Puso Cadika, dan pembunuhan pegawai Masjid Raya Pasar pada tahun 2012 yang lalu. Padahal, informasi yang dihelat harian ini dilapangan, otak pembuhunuhan tersebut sudah diketahui oleh pihak kepolisian. Bahkan, otak pelakunya sering mondar-mandir di hal layak ramai.
Sementara itu, Kapolres sebelumnya, AKBP Adi Affandi mengakui jika masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pejabat baru.
“Kasus menonjol harus menjadi prioritas penyelesaian. Seperti kasus tanah tumbuh dan beberapa kasus lainnya,” kata AKBP Adi Affandi yang dipindah tugaskan ke Polda Bangka Belitung menjadi Wadir Narkoba, Jumat (20/9).
Adi Affandi juga berpesan kepada anggota Polres Bungo yang ditinggalkan untuk baik-baik dalam melaksanakan tugas dan tidak ada lagi konflik yang terjadi ditengah masyarakat di Kabupaten Bungo.
“Harapan saya masyarakat Bungo dapat tidur dengan nyenyak, dan nyaman,” pungkasnya.
Adi juga berpesan agar anggota di Polres Bungo tidak bermain dalam penyelesaian kasus dan menggunakan narkoba. "Yang terpenting karir sukses semua," tandasnya.
sumber: je