iklan
Unjukrasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kerinci terkait kecurangan tes CPNS Kota Sungaipenuh berujung bentrok antara mahasiswa dan aparat Kepolisian dan Satpol PP Kota Sungaipenuh. Akibatnya puluhan mahasiswa luka-luka dan babak belur setelah baku hantam dengan aparat.

Tiga orang mahasiwa terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit DKT. Mahasiswa bernama Frans Joni Saputra dirawat karena luka robek dikepala dan dipunggung, sedangkan mahasiswa lainnya, Hamid lehernya diinjak-injak aparat.  Sementara seorang mahasiswi. Ismia pingsan karena keletihan.

Pantauan dilapangan, bentrok terjadi setelah mahasiswa melakukan Shalat Zhuhur dilapangan depan kantor BKD Sungaipenuh. Saat itu mahasiswa meminta Sekretaris BKD, Nasran, Kepala Bidang Pengangkatan, Mutasi dan Pensiun Pegawai, Sutrisno dan Kabid Disiplin, Ronal Regen keluar dari ruangan untuk disumpah dengan Al-qur'an oleh mahasiswa agar tidak KKN dalam penyelenggaraan tes CPNS.

Namun para pejabat BKD tersebut tidak kunjung keluar dan membuat mahasiswa emosi, sehingga mahasiswa berusaha menerobos pintu pagar kantor BKD. Petugas keamanan dari Polres Kerinci dan Satpol PP Kota Sungaipenuh berusaha menahan para mahasiswa dan aparat yang terpancing emosinya melakukan pemukulan terhadap mahasiswa. 

Ahmad, salah seorang mahasiswa mengatakan, luka pada kening dan punggung temannya, Frans dikarenakan Frans dipukuli aparat dipagar kawat depan kantor DPRD Kabupaten Kerinci. Akibatnya kening Frans luka gores dan punggungnya luka-luka. "Frans didorong ke pagar kawat itu dan badannya kena kawat," ujarnya.

Sedangkan, mahasiswa lainnya, Hamid kata Ahmad, saat dikejar aparat dia terjatuh dan kemudian Hamid diinjak-injak lehernya. "Ketua HMI, Akirman juga ditendang aparat kena pinggangnya," ucapnya.

Salah seorang mahasiswi mengaku kakinya bengkak, karena ditendang oleh Satpol PP. "Kaki saya bengkak ditendang Satpol PP," ujarnya.

Terkait kejadian yang menimpa mereka, para mahasiswa ini akan menuntut anggota Kepolisian dan Satpol PP yang melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa. "Kita akan tuntut, ini sudah melanggar Hak Azasi Manusi," cetus salah seorang mahasiswa.

Dipihak kepolisian sendiri, salah seorang polisi kakinya bengkak, akibat lemparan batu dari mahasiswa.  Kapolres Kerinci, AKBP Abdul Mun'im usai menjenguk mahasiswa di Rumah Sakit DKT membantah terjadinya bentrok antara mahasiwa dan aparat. "Mereka cuma terjatuh, tidak ada pukulan," ujarnya.

Ditanya apa tindakan Polres Kerinci jika ada anggota yang melakukan pemukulan? Kapolres menyebutkan, pihaknya akan mengcek dulu jika ada indikasi keterlibatan anggota Kepolisian. "Kita akan cek dulu," katanya

sumber: je

Berita Terkait



add images