iklan
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Provinsi Jambi, Antony Zeidra Abidin (AZA) mendorong Zoerman Manap untuk maju di Pilgub Jambi 2015 mendatang.

Hal ini diutarakannya kepada sejumlah wartawan disela-sela acara Musda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Rabu (9/10). “Pak Zoerman Manap kita dorong maju. Kita juga banyak kader potensial, selain Zoerman ada Cek Endra, Fachrori Umar dan lainnya,” ujarnya.

Dikatakan mantan Wakil Gubernur Jambi ini, Golkar akan melihat siapa yang paling memungkinkan untuk maju dan partai punya mekanisme dalam menentukan siapa yang akan bertarung.

“Di Golkar ada mekanismenya, kita tentu melihat elektabilitas, kalau elektabilitasnya cukup memadai tentu kita akan punya calon sendiri,” katanya.

Selain itu, yang tak kalah penting juga kader yang mengetahui dengan baik tentang kepemimpinan atau leadership dan mengerti tentang cara memimpin dan menjadi pemimpin.

“Yang juga sangat penting adalah bagaimana kita melihat permasalahan di Jambi dan siapa yang kita anggap memiliki leadership,” imbuhnya.

Disinggung soal komunikasi dengan partai lain soal perebutan BH 1 mendatang, menurutnya itu masih terlalu dini. “Itu masih terlalu jauh, partai masih sibuk memikirkan Pemilu 2014 dan Pilpres. Ada waktunya nanti. Yang jelas kita akan dorong kader Golkar,” tandasnya.

Lantas bagaimana dengan Hasan Basri Agus (HBA), apakah kemungkinan kembali memberikan dukungan dan menggandeng kader Golkar dengan orang nomor satu di Provinsi Jambi saat ini. Ia hanya menjawab diplomatis.

“Itu masih jauh, Gubernur sekarang juga bagus, perlu ada kesinambungan dia untuk dua periode. Komunikasi belum sejauh itu, tapi saya melihat secara pribadi, saya lihat visi, kinerjanya cukup bagus, itu menurut pendapat saya secara pribadi,” jawabnya.

Sementara itu, Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi, Zoerman Manap saat dikonfirmasi mengaku tidak menutup kemungkinan dirinya akan ikut bertarung. “Kita lihat situasi dan kondisi,” akunya.

Zoerman menyebutkan, kader Golkar berpeluang maju karena belajar dari pengalaman sebelumnya. Sebagai partai koalisi, Golkar terkesan dilupakan setelah ajang Pilkada selesai.

“Kita tidak mau seperti sebelumnya, setelah menang, koalisi tidak ada lagi tindaklanjutnya. Tidak pernah ada pertemuan antar koalisi, tidak diminta masukan, koalisi tidak dijaga,” sebutnya.

“Jadi seakan-akan percuma melakukan koalisi. Ke depan kita tidak mau lagi seperti itu. Munculnya wacana ini mungkin karena hasil evaluasi dari kader Golkar,” sambungnya.

Bahkan dikatakan Zoerman, diusianya saat ini masih memungkinkan untuk maju. “Kita belajar dari Gubernur Riau, itu lebih tua dari saya,” pungkasnya.

sumber: je

Berita Terkait



add images