iklan BENTROK BERDARAH: Puluhan mahasiswa bentrok dengan aparat saat aksi di Kabupaten Merangin, Senin (11/11).
BENTROK BERDARAH: Puluhan mahasiswa bentrok dengan aparat saat aksi di Kabupaten Merangin, Senin (11/11).
MERANGIN, Demontrasi elemen mahasiswa di Bangko berakhir bentrok. Aksi ini menuntut agar Bupati Merangin Al Haris mengevaluasi kembali kabinet yang telah dilantik.  Hanya saja, karena Bupati tidak berada di tempat, akhirnya mahasiswa ditemui Sekda, Sibawaihi.

Sayangnya, mahasiswa tidak terima dengan penjelasan Sekda, lalu ingin masuk ke ruang Bupati. Hanya saja, aksi mereka dihalang aparat yang terdiri dari Satpol PP dan kepolisian. Akhirnya, mereka terlibat bentrok berdarah.

Demo Berakhir ke Rumah Sakit:
1. Senin (11/11) siang sejumlah elemen mahasiswa melakukan demontrasi ke kantor Bupati Merangin
2. Mereka menuntut agar bupati menemui mereka.
3. Hanya saja, karena bupati tidak berada di tempat, Sekda Kabupaten Merangin, Sibawaihi yang menemui.
4. Tidak terima ditemui sekda, mahasiswa mendesak agar bisa masuk ke ruangan Bupati. Tapi dihadang aparat dan terlibat aksi dorong-dorongan yang berakhir bentrok

Akibat dari bentrok tersebut beberapa orang mahasiswa dipukuli, diinjak, hingga membuat beberapa orang dilarikan ke Rumah Sakit.

Peristiwa Polisi, Pol PP, bentrok dengan aktivis PMII ini terjadi Senin (11/11) siang, saat unjuk rasa didepan Gedung Kantor Bupati Merangin. Dalam unjuk rasa tersebut, para mahasiswa menuntut dan mengkritisi pelantikan pejabat kabupaten Merangin yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dari pandangan aktivis PMII tersebut, pelantikan yang dilakukan oleh Bupati tersebut, dituding tingginya nepotisme. Sebab para pejabat yang dilantik, terdapat satu keluarga dalam satu kantor dan semuanya memiliki jabatan penting. Selain itu juga ada suami dan istrinya memegang jabatan didalam satu kantor, suaminya kepala dinas, istrinya sebagai Kabid.

Untuk menjawab tuntutan tersebut, para aktivis ditemui Sekda Kabupaten Merangin Sibawaihi, SPD, MM. “Bupati sedang menghadiri HUT Ulang Tahun Kabupaten Sarolangun, dan Wabup sedang Rapat Paripurna di DPRD. Bupati Berpesan agar saya (Sekda,red) menanggapi aspirasi adek-adek,” ujar Sibawaihi saat menemu pendemo.

Namun usaha Sekda Merangin untuk menemui pendemo ditolak oleh pendemo. Para pendemo mengatakan, siapapun yang ingin menemui mereka tidak akan diterima kecuali Bupati Merangin.

Joni Sastra orator demontran, saat dihubungi media ini mengatakan, terjadinya bentrok berawal dari mereka ingin memasuki gedung kantor Bupati. Karena dihadang dan salah satu pendemo dipukuli, barulah terjadi bentrok dan para pendemo dipukuli. Akibat dari kejadian ini ada beberapa orang pendemo masuk dirumah sakit untuk mendapatkan perawantan intensif.

“Yang kena pukul yang kena tendang banyak, tapi kawan kami Maskur ditarik ke barisan polisi. Sedangkan Hengky tidak tahu siapa yang memukul dan menerjangnya apakah pol PP atau Polisi,” ujar Joni.

Sementara itu Kapolres Merangin AKBP Satria Yusada, kepada harian ini mengatakan, pengawalan dan pengamanan terhadap demontrasn telah sesuai aturan. Sebab dari dijalan dikawal dengan damai hingga ke depan kantor Bupati. Namun pada saat mahasiswa mendesak ingin masuk ke ruangan kantor Bupati terjadilah dorong mendorong, dan hal itu juga berhasil diatasi.

Ditanya apakah prosedur pengamanan sudah sesuai dengan aturan. “ya sudah sesuai dengan prosedur, kitakan mencegah agar tidak terjadinya perusakan dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya,” jawab kapolres Merangin

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images