iklan
Nama-nama bakal calon (balon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi yang akan bertarung dalam perebutan BH 1 2015 mendatang terus bermunculan.

Bahkan sejumlah partai politik juga mulai memunculkan nama-nama kandidat, yang diprediksikan bakal memimpin Jambi. Golkar misalnya, ketua partai berlambang pohon beringin ini, Zoerman Manap telah menyatakan kesiapannya untuk bertarung.

Hasan Basri Agus (HBA) yang notabenenya Ketua DPD Demokrat Provinsi Jambi, dalam beberapa kesempatan juga menyampaikan kepada kadernya, kepastian dirinya maju atau tidak di Pilgub tergantung hasil Pemilu 2014. Untuk itu ia mengimbau agar kadernya berjuang keras supaya bisa kembali unggul di 2014 mendatang.

Zumi Zola, Bupati Tanjabtim seakan mengisyaratkan ikut maju di Pilgub. Selain beberapa baliho dalam kapasitas sebagai bupati sudah mulai bertebaran di Kota Jambi, orangtuanya, Zulkfli Nurdin (ZN) baru-baru ini juga memberi sinyal putranya tersebut berpeluang maju.

Selain itu, beberapa nama bupati seperti Sukandar, Burhanuddin Mahir, Cek Endra, Usman Ermulan dan Sy Fasha juga dikabarkan bakal maju, termasuk Sekda Provinsi Jambi, Syahrasadin, baik sebagai orang nomor satu maupun sebagai nomor dua.

Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad saat dimintai tanggapannya mengatakan, saat ini sebenarnya sudah telat menyatakan untuk maju. “Paling tidak itu dua atau tiga tahun sebelumnya waktu yang pas untuk menyatakan maju. Karena ini zonanya luas, kecuali sudah popular seperti HBA dan Zumi Zola. Kalau yang lain itukan belum popular,” katanya.

Dijelaskannya, seperti HBA, secara popularitas lebih banyak dikenal orang. Demikian juga Zumi Zola, ia relative lebih gampang untuk mempopulerkan diri, karena sejarah keluarganya di Jambi sudah cukup terkenal. “Kalau yang lain ini, butuh usaha yang sangat keras untuk melakukan itu,” jelasnya.

Untuk itu, bagi nama-nama lain yang harus dipikirkan, jangan bermain di area yang sama. “Misalnya calon A, ia harus bermain di area dimana lawan-lawanya tidak unggul. Jika HBA unggul dibirokrasi dan Zumi Zola unggul dibagian apa, kalau dia tidak bisa mengungguli dua orang ini dia harus mencari keunggulan lain. Kalau mau menang, itu harus berbeda,” tuturnya.

Dalam mencari sisi lain tersebut, tentu juga harus berasal dari potensi yang benar-benar ia miliki. Dan itu harus massif dilakukan. “Jadi dia harus tampak lebih mampu, lebih baik dan lebih unggul dari yang lain. Kalau ada calon yang mau muncul, tetapi merasa tidak mampu mengalahkan calon yang sudah muncul lebih baik mundur teratur atau siap jadi wakil,” tukasnya.

Dalam waktu yang tidak sampai dua tahun ini, bakal calon harus bisa menunjukkan bahwa ia memiliki perhatian kepada masyarakat dengan tulus. “Trendnya Jokowi sekarang ini mau tidak mau harus kita akui. Dia kelihatan ikhlas walaupun kita tidak tahu dia ikhlas atau tidak. Ini harus dilakukan oleh calon lain. Tetapi kalau hanya memasang spanduk, baliho, poster segala macam itu sudah basi, sudah tidak banyak pengaruh. Harus bikin terobosan baru dan semua orang tahu,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images