iklan
Air sungai Batanghari saat ini sudah tercemar oleh bakteri Coli. Bakteri ini timbul akibat kotoran manusia yang ada di sungai tersebut. ‘‘Kondisinya masih aman untuk dikonsumsi. Namun memang air sungai Batanghari itu sudah tercemar bakteri Coli,’‘ kata Dr Ardi, Kabid Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi.

Oleh karenanya, kata dia, jika akan dikonsumsi, air sungai Batanghari harus diolah dengan baik terlebih dahulu. ‘‘Karena air itu keruh, jadi harus diendapkan dulu agar jernih, jadi diendapkan sampai ada endapannya di bawah, yang sudah jernih bisa dimanfaatkan. Lalu kalau mau dikonsumsi harus dimasak dulu hingga mendidih. Sehingga kuman-kuman atau bakteri yang ada di sungai Batanghari itu bisa mati dan bisa diminum,’‘ imbuhnya.

Namun, secara keseluruhan, menurut Ardi, kondisi air sungai Batanghari saat ini masih aman dikonsumsi. ‘‘Masih bisa digunakan sebagai bahan baku air minum. PDAM juga masih menggunakan air sungai Batanghari untuk air baku, namun memang diolah terlebih dahulu. Kalau air PDAM kan juga tak bisa diminum langsung, harus dimasak dulu,’‘ ujarnya.

Lalu bagaimana jika air Sungai Batanghari itu akan digunakan untuk mandi? Soal ini, dia juga menghimbau agar air terlebih dahulu diendapkan. ‘‘Kalau kekeruhannya tinggi walau untuk mandi juga bahaya. Karena zat yang mengapung di air itu bisa jadi tak bagus untuk kita. Makanya harus diendapkan dan yang bersih baru digunakan,’‘ ungkapnya.

Seperti diketahui, kebiasaan masyarakat, khususnya yang tinggal di sepanjang aliran sungai Batanghari, langsung mandi dan mencuci di Sungai. Soal ini, Ardi mengatakan, hal itu akan memberikan dampak buruk nantinya.

Masyarakat akan terkena penyakit kulit. ‘‘Mungkin gatal-gatal. Di sungai itu kan bakteri yang banyak. Dari kualitas air yang ada, dari hasil tes laboratorium itu bakteri coli yang banyak. Dampaknya kalau dikonsumsi bisa sakit perut. Bakteri itu berasal dari kotoran kita yang masuk ke air sehingga tercemar,’‘ katanya.

Di sungai Batanghari saat ini memang banyak jamban. Masyarakat memanfaatkannya untuk buang air besar. Oleh karenanya, ke depan, jamban yang ada di sungai Batanghari harus diangkat. ‘‘Makanya kita gencar melakukan pengangkutan jamban, itu alasannya kita programkan itu,’‘ sebutnya.

‘‘Kan masih banyak jamban yang belum diangkat. Mungkin dari Dhamasraya sana,’‘ tambahnya.
LaluK bagaimana kondisi sungai Batanghari saat inia dari cairan merkuri akibat aktifitas PETI di hulu sungai, Ardi menyampaikan, dari hasil analisa labor, sungai Batanghari masih bebas cairan merkuri.

‘‘Kalau hasil analisa laboratorium yang sudah dilakukan, belum terlihat adanya merkuri yang melebihi bakumutu. Mekuri itu logam berat, kemungkinan di air dia tak kelihatan, bisa jadi terendam menjadi sendimen. Kalau merkuri masih aman, bakteri saja yang banyak,’‘ pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait