iklan
Laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi di triwulan  III  mengalami  perlambatan dari 8,32 persen (yoy) menjadi 7,59 persen (yoy). Meily Ika Permata , Manager Unit Asismen ekonomi  dan keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengatakan, banyak faktor  yang mempengaruhi perlambatan perekonomian Jambi.

“Salah satunya pengaruh dari  perlambatan ekonomi dunia yang menyebabkan permintaan akan ekspor menurun. Saat ini Jambi mengalami net ekspor sebesar USD 155,17 juta,” ujarnya dalam diskusi Kajian Ekonomi Regional oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, Kamis (21/11).

Ia menambahkan,  selain itu dari sisi permintaan , perlambatan perekonomian disebabkan oleh perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq). Sedangkan dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan menjadi sumber utama perlambatan ekonomi dampak dari perambatan ekonomi ini dirasakan dalam berbagai faktor.

Salah satunya peningkatan angka pengangguran di Provinsi Jambi. Berdasarkan data yang dirilis dari Badan Pusat Statistik,jumlah pekerja di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Jika dibulan Agustus 2012 terdata sebanyak 1.383 ribu pekerja, diperiode yang sama ditahun 2013 tercatat 1.383 pekerja.

Terjadi peningkatan pengangguran sebesar 70,3 ribu orang. Meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 47,7 ribu orang. Penurunan ini terjadi disektor pertanian, pertambangan dan konstruksi. “Secara teori ekonomi memang memang ketika terjadi perlambatan ekonomi akan berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran,”

Meily mengingatkan, meskipun Jambi tetap mengalami pertumbuhan ekomomi tertinggi di Sumatera dan tertinggi kelima dari seluruh Indonesia, namun pertumbuhan ekonomi Jambi masih belum mampu menopang seluruh kebutuhan lapangan kerja bagi masyarakat. “Pemerintah tak boleh terlena dengan pertumbuhan ini. Meskipun kita telah menempati pertumbuhan tertinggi di Sumatera, namun harusnya kita memiliki target akan dibawa kemana pertumbuhan ini,” tutupnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait