iklan
Kebanyakan kantor kelurahan yang ada di Kota Jambi saat ini masih kekurangan staf. Hal ini disampaikan Wakil Walikota Jambi HM Abdullah Sani, kepada sejumlah wartawan, Jumat (22/11).

Kurangnya pegawai atau staf di Kantor Lurah yang ada di Kota Jambi saat ini diketahui saat Wawako menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor-kantor Lurah beberapa waktu yang lalu.

“Beberapa kantor Lurah staf kurang, contoh kelurahan Wijaya Pura. Seharusnya di satu lurah itu ada satu sekretaris dan empat kasi. Akan tetapi banyak ditemukan ada yang tidak lengkap, rata-rata kekurangan staf,” ujar Wawako.

Ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan banyaknya penumpukan pegawai di suatu kantor dan lain sebagainya. “Itu lah kita harap nanti adanya maping dari Pemkot. Walikota sudah menginstruksikan BKD yang baru untuk membuat maping, agar tidak terjadi penumpukan,” tegasnya.

Lalu apakah pegawai yang menumpuk di kantor-kantor lain bisa dipindahkan ke Kelurahan? Ia mengatakan, itu akan dibahas. Ia mencontohkan, penumpukan di sekolah. Banyak sekolah memiliki pegawai yang banyak.

“Ada misal disatu sekolah ada banyak sekali penumpukan guru, bahkan banyak yang kekurangan jam mengajar. Misal guru jam mengajarnya sebanyak 24 jam sehari, tapi karena banyak pegawai yang lain jam mengajarnya jadi berkurang. Bisa jadi 18 jam sehari, itu kan tidak tepat,” tukasnya.

“Harapan kita, nanti walikota akan bentuk maping, sehingga tidak ada penumpukan pegawai. Kita tidak ingin adanya kantor yang stafnya minim, itu juga bisa mengganggu kinerja kantor itu sendiri,” tandasnya.

Ditambahkannya, ada persoalan lainnya yang terjadi di sejumlah SKPD. Persoalan yang terjadi adalah kurangnya partisipasi pegawai negeri sipil (PNS) diinstansi tersebut untuk membubuhkan tanda tangan dibuku absen.

Persoalan ini sepertinya hanya sepele, namun, jika ini terus berkelanjutan, maka persoalan ini akan menjadi kebiasaan buruk. Menurut Wawako, seharusnya buku absen tersebut yang patut diisi terlebih dahulu. Sebab dengan buku absen itu jugalah menunjukkan bahwa pegawai tersebut disiplin. "Ini harus dirobah. Absen itu penting," katanya.

Rata-rata, menurutnya, nama-nama orang yang kosong dibuku absen tersebut bukan tidak masuk ke kantor. Orangnya ada, namun tidak mengisi absen. “Seperti yang terjadi di kantor PTSP Kota Jambi,” katanya.

Menurutnya, pada waktu inspeksi mendadak (sidak) absen yang dilakukan pukul 09.30 wib, dari 25 orang pegawai PTSP, semuanya terlihat hadir. Namun dibuku absen ada dua diantaranya tidak mengisi absen. "Orangnya ada. Tapi tidak isi absen. Harusnya absen itu yang didahulukan," sebutnya.

Begitu juga dengan beberapa instansi lainnya seperti disekreteriat setda Kota Jambi yang juga selalu ada oknum yang mengabaikan absen. Tak hanya disana, sambungnya, dikantor-kantor Lurah juga sering dijumpai hal demikian.

Saat ditanya apakah ada sanksi yang akan dijatuhkan bagi pegawai yang sering tidak isi buku absen, dirinya menyebut, tidak ada sanksi. Namun, pengisian absen tersebut adalah untuk merobah perilaku lebih baik.

Kedepan, sebut Sani, dirinya berharap  tidak ada lagi pegawai yang tidak mengisi absen seperti sekarang. "Kalau orangnya ada, harus isi absen. Yang tidak isi absen itu orang yang tidak datang," jelasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images