iklan
KERINCI, Jelang Pemungutan Suara (PSU) Pilkada Kerinci 28 November 2013, Kecamatan Sitinjau Laut dan Kecamatan Siulak Mukai dibanjiri uang oleh kandidat yang bersaing memperebutkan BH 1 DZ. Para tim sukses berlomba-lomba memberikan uang kepada calon pemilih.

"Malam tadi (kemarin (27/11), red) salah satu tim sukses datang ke rumah saya untuk memberikan uang kepada keluarga saya. Beberapa saat datang tim sukses lainnya juga mau memberikan uang," ujar WZ warga Sebukar, Kecamatan Sitinjau Laut.

Dikatakannya, pemberian uang kepada calon pemilih sudah berlangsung sejak dua pekan yang lalu. "Tahap pertama mereka (tim sukses, red) beri uang Rp 100 ribu, tahap kedua Rp 200 ribu, tahap ketiga mungkin Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kondisi di Kecamatan Sitinjau Laut saat ini menegangkan. Setiap malam tim sukses keliling melakukan ronda. "Setiap malam tim sukses ronda," katanya.

Sementara itu KM, warga Penawar Kecamatan Sitinjau Laut mengatakan, ada salah satu kandidat setelah memberikan uang menyumpah orang yang menerima uang. Karena banyaknya calon pemilih yang diberi uang, para tim sukses tidak sanggup menyumpahi calon pemilih. "Jadi banyak calon pemilih yang tidak disumpah, karena tim sukses yang memberi uang tidak sanggup lagi menyumpah," ungkapnya.

Sementara itu di kondisi di Siulak Mukai semakin memanas. Pasalnya salah satu tim kandidat yang melakukan ronda setiap malam menutup beberapa akses jalan menuju ke Siulak Mukai. "Mulai jam 21.00 WIB beberapa ruas jalan, seperti di Simpang Mukai Seberang dan Simpang Mukai Mudik ditutup oleh tim sukses yang ronda," kata Z, warga Siulak Mukai.

Jalan tersebut ditutup menggunakan kayu dan kursi-kursi panjang. Penutupan jalan ini untuk menghadang tim kandidat lain masuk ke Siulak Mukai. "Jangankan tim kandidat lain, orang yang punya kepentingan lain pun tidak boleh masuk. Kalau mau coba silahkan ke Siulak Mukai malam ini, pasti ditahan tim yang ronda. Kita disangka mata-mata salah satu kandidat, siapapun orang akan dicurigai," ungkapnya.

Kondisi ini kata Z telah berlangsung sejak beberapa pekan belakangan ini, namun semakin ketat menjelang PSU. "Kondisi ini tentu memancing keributan. Untuk itu saya lihat pengamanan Polisi di Siulak Makai semakin diperketat," ujarnya.

Terkait money politik, dia mengakui ada beberapa kandidat yang sama-sama melakukan money politik. "Uang yang diberikan berkisar Rp 100 ribu- Rp 150 ribu," bebernya.

Livia Sikmon Putra, Ketua Panwaslu Kerinci mengaku bahwa saat ini indikasi money politik memang ada. Namun pihaknya belum mendapatkan bukti terkait hal itu. "Indikasinya memang ada, tapi saat kita cari, kita datangi tidak ada lagi. Sangat sulit mencari buktinya," ujarnya.

Selain itu sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat terkait pelanggaran Pilkada, seperti money politik. "Sampai sekarang laporan dari masyarakat tidak ada," pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images