iklan NAIK : Petani sawit saat ini bisa bernapas lega, karena harga TBS naik.
NAIK : Petani sawit saat ini bisa bernapas lega, karena harga TBS naik.
KUALATUNGKAL, Petani sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini boleh bernapas lega. Pasalnya, saat ini harga tandan buah segar (TBS) melonjak dan membuat para petani kembali bergairah.

Meski pada tingkatan jenis sawit plasma mengalami kenaikan tipis dari harga semula Rp 1.800 dan kini dibeli dengan harga Rp 1.830. Namun lonjakan cukup tinggi ada pada harga sawit non plasma dari harga Rp 900 naik menjadi Rp 1.100

Hal ini juga dialami petani pinang sejak hampir selama satu bulan terakhir. Harga TBS meroket dari harga Rp 5.500 perkilo, sekarang dijual dengan harga Rp 8.500 perkilogram. Petani kelapa dalam juga merasakan kenaikan harga, semula dihargai Rp 1.300 perkilo, kini dihargai seharga Rp 1.600 perkilonya

“Memang rata-rata harga TBS naik semua. Alhamdulillah lumayanlah, sejak sebulan terakhir naiknya. Tapi sayangnya untuk pinang memang harganya naik paling tinggi, tapi buahnya juga lagi langka sekarang,” beber petani TBS Kualatungkal, Muslim kepada media ini beberapa waktu lalu.

Padahal sebelumnya, petani sawit non plasma di Kabupaten Tanjabbar ini sempat menjerit. Sebab, harga komoditas ekspor satu ini tidak mengalami perbaikan harga selama beberapa bulan tidak ada perubahan harga yang hanya berkisar di angka Rp 750 hingga 800 rupiah, padahal kebutuhan hidup lainnya seperti sembako mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
--batas--
Asisten II Setda Pemkab Tanjabbar, Syafriwan mengatakan bahwa adanya ketimpangan harga disebabkan jarak angkut dan biaya akomodasi. Misalnya harga sawit di wilayah Tungkal Ulu,  Pematang Lumut dan Betara.

Namun demikian, kata Syafriwan, Pemkab tidak tinggal diam, Pemkab sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak penampung meminta supaya menekan cost di tingkatan penampung.

“Dalam beberapa kali rapat kami minta tolong di tingkatan penampung cost ditekan. Dan untuk langkah jangka panjangnya Pemkab sedang berusaha menarik investor jangka panjang untuk membangun pabrik kelapa sawit agar CPO bisa diproduksi di Kualatungkal, biar nilai jual sawit baik plasma dan non plasma bisa lebih tinggi, karena tidak banyak mengeluarkan biaya atau cost transportasi,” tandas Syafriwan.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images