Provinsi Jambi masih membutuhkan sebanyak seribu orang sarjana di bidang teknologi pertanian hingga 2025 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA), Jumat (6/12).
Menurut gubernur, pengembangan industri hilir kelapa sawit dan karet yang saat ini terus tumbuh secara signifikan, membutuhkan tenaga professional di bidangnya pada tahun-tahun mendatang.
‘’Dengan tenaga yang professional dibidangnya tersebut dimaksudkan untuk mensukseskan Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya Jambi,’’ katanya.
HBA menambahkan, dengan terbentuknya Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Jambi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarjana bidang teknologi pertanian yang masih sangat kurang.
‘’Khusus untuk Provinsi Jambi lulusan sarjana Teknologi Pertanian akan diprioritaskan pada komoditas unggulan berup kelapa sawit dan karet. Ini adalah komuditas unggulan Jambi yang haru memiliki ahli dibidangnya, dan pertumbuhannya di Jambi diprediksikan akan terus membaik," sebut Gubernur.
--batas--
Disebutkannya, dengan banyaknya Jurusan yang tersedia di Unja, anak Jambi yang ingin kuliah sudah punya banyak banyak pilihan jurusan. Dengan demikian tidak perlu lagi sampai ke pulau Jawa atau kedaerah lainnya. Bahkan kualitas tenaga pengajar yang dimiliki Unja juga sudah sama dengan universitas lainnya yang ada di Indonesia.
"Penambahan Fakulatas dan jurusan di Unja sudah sangat tepat, karena lahan untuk praktik juga sangat banyak," imbuh Gubernur.
Terkait aset berupa bangunan yang dipinjamkan kepada Unja yaitu bangunan yang digunakan oleh Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan (FKIK), Sain dan teknologi, dan Fakultas Teknologi hasil pertanian, Gubernur menyebutkan itu merupakan harapan bersama. Namun demikian untuk hibah ke Unja masih akan dikaji bersama. "Ya itu kita bahas nanti saja," tandasnya.
sumber: jambi ekspres