Meroketnya harga Dollar yang terjadi belakangan ini turut memiliki dampak terhadap harga komoditi karet Provinsi jambi. Dari data yang dirilis oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, harga indikasi karet kualitas 100 persen Singapura untuk hari Senin (9/12) berada di angka Rp 23.600 per Kg.
Harga ini cukup mengalami kenaikan dari bulan lalu ditanggal yang sama harganya masih dikisaran Rp 22.400. Filda Deviarni, Kabid Perdagangan Dalam Negrri mengatakan, kenaikan harga karet sudah mulai dirasa sejak awal bulan. "Harganya terus naik. Lumayan dari harga sebelumnya," tuturnya saat ditemui diruang kerjanya, Senin (9/12).
Filda menambahkan, kenaikan ini tak hanya disokong dari harga dolar yang terus merangkak, namun juga efek dari permintaan yang semakin meningkat dari negara pengimpor.
Berdasarkan data BPS, pada bulan oktober komoditi karet terbesar diekspor kenegara Jepang sebesar US$ 14.865.175 juta, Korea Selatan sebesar US$ 3.762.241 juta, dan China sebesar US$ 1.633.154 juta. Sementara untuk negara Eropa, permintaan dari wilayah tersebut kian menurun mengingat krisis yang masih terjadi di negara tersebut.
Untuk mempertinggi nilai harga karet dikalangan petani, Disperindag terus mengkampanyekan penggunaan deorub kepada petani. Ini dimaksudkan agar petani turut mendulang hasil yang sepadan dan produksi karet yang baik. "Sekarang bayangkan saja, harga karet petani yang menggunakan deorub dengan yang tidak selisihnya bisa lebih dari 40 persen," tuturnya.
Disamping itu, meskipun sudah memasuki musim penghujan, hal tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap produksi karet di kalangan petani. "Belum terlalu masuk musim penghujan. Jadi meskipun berimbas namun belum terlalu berpengaruh," tutupnya.
sumber: jambi ekspres