iklan DIHANTUI BANJIR: SDN 198 Kabupaten Batanghari yang saat ini kondisinya 
sudah direndam banjir. Siswa terancam mengikuti ujian di tengah rendaman
banjir yang menggenangi sekolah.
DIHANTUI BANJIR: SDN 198 Kabupaten Batanghari yang saat ini kondisinya sudah direndam banjir. Siswa terancam mengikuti ujian di tengah rendaman banjir yang menggenangi sekolah.
MUARABULIAN, Debit air sungai Batanghari yang tiap harinya semakin naik akibat dari curah hujan mulai mengkhatirkan. Akibatnya, Sekolah Dasar Negri (SDN) 198/I Pasar Baru, di jalan Pasar Baru, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari terendam banjir.

Bahkan, siswa dibayang-bayangi banjir saat pelaksanaan ujian semester nanti. Pantauan harian ini kemarin, SDN 198/I Pasar Baru, terlihat air Sungai Batanghari yang meluap telah hampir menyentuh lantai sekolah.

Hanya tinggal 10 cm jarak air dari bibir lantai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Jika satu hari saja wilayah Batanghari masih diguyur hujan deras, maka bangunan SD ini akan banjir.

Tidak hanya gedung sekolah saja namun akibat dari naiknya debit air Sungai Batanghari juga telah meluap hingga ke perkebunan, Perumahan, dan juga gedung-gedung sekolah yang berada di Wilayah Muarabulian.

Kepala SDN 198/1 Pasar Baru, Nurhayati, membenarkan hal tersebut. Banjir tersebut sudah seperti rutinitas dan tidak asing lagi bagi para guru dan murid serta orang tua siswa. Sebab pemerintah mendirikan sekolah berada di daerah rawa. Jadi jika hujan sedikit maka gedung tersebut akan tenggelam. “Ini pemandangan biasa jika musim hujan, ini daerah rawa,” jawabnya.

Apalagi saat ini siswa masih dalam suasana ujian. Jika beberpa hari ini hujan deras melanda wilayah Batanghari, maka tidak menuntut kemungkinan siswa harus melaksanakan ujian di musholla.

Dia juga mengatakan, pengawasan terhadap siswa jika diluar kelas diperketat. Hal tersebut dikarenakan ketakutan akan terjadi sesuatu yang menimpa anak didik. “Dengan kondisi seperti ini, para guru harus mengawasi murid, pada jam istirahat, sebelum masuk dan waktu ingin pulang. Kita takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Jika terjadi sesuatu, sambungnya, tentu akan menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Untuk itu, peran guru saat ini bukan hanya mengajar, tapi mengawasi ekstra terhadap anak-anak sewaktu disekolah.
--batas--
Dia juga sudah beinisiatif akan pindah proses belajar mengajar untuk sementara, jika sekolah yang ia pimpin sudah tenggelam. Pasalnya sekolah yang baru dibangun saat ini belum siap. “Jika tenggelam maka siswa akan belajar di mushola,” pungkasnya.

Di Muaro Jambi, Dua Desa Mulai Terendam

Sementara itu, 2 wilayah di kabupaten Muarojambi, yaitu RT 1 dan 4 kebun 9 dan Sungai Gelam RT 8  Sabtu lalu diterjang banjir dadakan akibat hujan deras yang mengguyur Muarojambi selama beberapa jam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muarojambi M Zakir, ketika dikonfirmasi menyebutkan jika pihaknya sudah turun ke lokasi untuk mengecek banjir tersebut. “Ada beberapa rumah warga yang terendam kemarin itu dan kami juga sudah turun ke lokasi,” tutur Zakir ketika dihubungi Senin (9/12).

Zakir menyebutkan, air memasuki rumah warga ketinggiannya bervariasi. “Ada yang sebatas mata kaki dan ada juga yang sebatas lutut, tidak banyak yang mengalami kerusakan hanya beberapa ribu batu bata yang setengah jadi,” terangnya.

Lebih lanjut zakir menjelaskan banjir di dua wilayah ini sifatnya hanya sementara dan tidak berlangsung lama. “Banjir ini karena hujan lebat di malam hari besok pagi sudah surut lagi,” katanya.

Zakir juga memaparkan, karena banjir ini pihaknya tidak memberikan bantuan ke warga yang rumah terendam. “Bantuan memang tidak kita berikan karena banjirnya hanya datang ketika hujan deras setelah beberapa surut lagi, ini hanya air limpahan sungai yang meluap,” tambahnya.

Saat ini, lanjut Zakir, air tak lagi mengenangi rumah warga dan warga tengah membersihkan rumah mereka yang terendam. “Sudah surut dan warga tinggal membersihkan rumah saja,” timpalnya.

BPBD memperkirakan curah hujan cukup tinggi di bulan Desember ini. Untuk itu banjir bisa saja terjadi sewaktu-waktu. “Kalau untuk debit air sungai Batanghari akan mengalami kenaikan jika hujan terjadi di bagian hulu, seperti di sarolangun. Tapi jika hujan di kota jambi biasanya jarang naik,” timpalnya.

Di Muarojambi beberapa kecematan menjadi langanan banjir seperti, kumpeh ulu dan Hilir, Taman Rajo, Jaluko, Muarosebi. BPBD beberapa waktu lalu mengadakan rapat dengan intansi terkait untuk menanggulangi bencana banjir di Muarojambi.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images