MERANGIN, Warga Merangin khususnya Kota Bangko resah dengan beredarnya beras oplosan dalam salah satu merk dengan kapasitas 10 Kg di sejumlah pasar.
“Kalau yang bagian atasnya, memang beras yang biasa saya beli, tapi ketika saya lihat bagian bawahnya, beras lain yang kualitasnya jauh dibawah beras yang biasa saya beli,” ungkap Anas (40) warga Pematang Kandis.
Kejanggalan lain yang ditemukan Anas, yakni beras yang dibelinya, baunya tidak sama seperti beras biasanya. Bahkan ketika dimasak, kualitasnya jauh dibawah beras biasanya. “Kalau dimasak, baunya itu seperti bau karung, tidak enak, bahkan cepat basi,” ucapnya.
Karena merasa ditipu, ia mengaku sudah meminta ganti kepada pihak penjual beras. “Harganya sama saja, yakni Rp 115 ribu per 10 Kg-nya. Jadi saya minta ganti kepada toko,” katanya.
Kejadian serupa juga dialami seorang Ibu Rumah Tangga, Ningsih (36), warga Desa Sungai Kapas. Kali ini beras dengan kapasitas 25 Kg telah dicampur. “Ketahuannya, ketika saya menyalin beras saya ke dalam tempat penyimpanan, berasnya agak berwarna kuning, bahkan masih banyak kulitnya, tidak seperti beras yang biasa saya beli,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Ningsih menambahkan, walaupun dicampur, para pedagang beras menjualnya tetap dengan harga yang sama, yakni Rp 245 ribu. “Saya tidak mau beli di pasar lagi, banyak beras campurannya. Kami sebagai masyarakat sudah merasa ditipu,” cetusnya.
Kadis Koperindag Merangin, Nasution, dikonfirmasi terkait adanya beras oplosan beredar enggan untuk memberikan komenter. Ditemui usai rapat paripurna, Senin (16/12) Nasution berusaha untuk menghindari sejumlah wartawan. ‘’Nanti saja ya, saya mau cepat,” ujarnya singkat.
sumber: jambi ekspres