iklan
Pilgub Jambi yang akan digelar 2015 mendatang berpeluang diramaikan oleh tokoh-tokoh muda yang diprediksi bakal muncul usai Pemilu Legislativ (Pileg) mendatang.

Pengamat Politik Jambi, Nasuhaidi kepada harian ini menuturkan, sebelum Pilgub digelar akan berlangsung Pileg. Dengan adanya Pileg ini, tentunya peta politik akan berubah. Jika selama ini nama-nama yang muncul untuk Pilgub hanya dari kader Demokrat, PAN dan Golkar, usai Pileg berpeluang muncul figur-figur baru dari partai lain.

“Jika partai lain ratingnya naik, bisa saja muncul figur-figur yang selama ini belum ditoleh. Karena di dalam diri para Caleg itu sudah muncul keinginan politik, keinginan untuk memperoleh kekuasaan yang lebih dari Caleg, itu bisa saja. Kalau partainya menang dia punya ambisi lagi. Sejauh ini memang dari tiga partai itu yang berani muncul,” tuturnya.

Ia mencontohkan, ada Caleg yang hanya menargetkan untuk bisa duduk di Senayan, karena perolehan suara partainya di Pileg meningkat, bisa saja ia memberanikan diri. “Sekarang ini memang seolah-seolah stoknya terbatas, pasca itu nanti bisa muncul lagi, apalagi kalangan muda,” sebutnya.
--batas--
Belajar dari beberapa Pilkada di Jambi belakangan ini, seperti Merangin, Kota Jambi dan Kerinci, disini muncul tokoh muda yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan tahu-tahu jadi pemenang.

“Itu harus jadi pelajaran, psikologi politik inikan seperti itu. Dia lihat phenomena. Sehingga sangat memungkinkan pada Pilgub 2015 akan muncul calon dari generasi muda yang mungkin selama ini belum digadang-gadangkan. Karena pengaruh kemenangan partai, perolehan suara yang signifikan dan dianggap basisnya sudah kuat,” tukasnya.

Sementara itu, Jafar Ahmad, Pengamat Politik Jambi lainnya berpendapat, untuk Pilgub Jambi 2015 mendatang persaingan masih antara kader PAN, Demokrat dan Golkar.

“Sebenarnya persaingan Pilgub, sekarang itu tokoh PAN yang kelihatan ada Zumi Zola atau Hazrin Nurdin. Di Demokrat itu ada HBA, di Golkar ada Cek Endra dan Sy Fasha. Kita belum lihat ada perubahan yang sangat signifikan, baik itu partai maupun orang yang maju,” katanya.

Menurutnya, di Pilgub ini yang paling menonjol itu tokoh individunya. Karena partai tidak begitu banyak menyumbang suara, tetapi hanya sekedar tiket untuk maju.

“Orang lebih banyak terikat kepada tokoh. Boleh jadi pemilih partai A akan memilih tokoh B yang ada dipartai C misalnya, boleh jadi seperti itu. Orang tidak terikat secara ideology dengan partai,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images