iklan RICUH : Kericuhan yang terjadi saat acara pembekalan caleg PKPI Jambi. 
Tampak terjadi saling tarik antar pengurus dan anggota yang protes.
RICUH : Kericuhan yang terjadi saat acara pembekalan caleg PKPI Jambi. Tampak terjadi saling tarik antar pengurus dan anggota yang protes.
Acara pembekalan caleg se Provinsi Jambi yang dilakukan PKPI Selasa (24/12), diwarnai kericuhan oleh salah satu mantan pengurusnya.

Ketua DPK yang sudah dicopot dua bulan lalu, Supiyanto tidak terima atas pergantian ketua yang dianggap tidak sesuai AD/ART dan melakukan protes saat Sutiyoso ketua umum PKPI Pusat membuka acara. Sempat terjadi insiden tarik menarik antara kubu Supiyanto Cs dengan pengurus lainnya.

Sementara Sutiyoso terlihat emosi akibat insiden tersebut, bahkan ia mengatakan, hal ini baru pertama kalinya terjadi. “Sudah 22 Provinsi saya datang, baru kali ini seperti ini,” ucapnya berang.

Meski mendapat perlawanan keras, panitia menggiring keluar Supiyanto. Dan acara pun dilanjutkan kembali.

Ditemui usai acara, Sutiyoso tidak ambil pusing atas insiden tersebut. Menurut dia, konflik di internal partai adalah hal yang wajar. “Kalau dak ribut bukan parpol namanya,” ujar Sutiyosi dengan tenang.
--batas--
Keributan dipicu oleh dualisme kepengurusan PKPI tingkat Kota Jambi. Terkait dualisme ini sendiri, Sutiyoso mengatakan, masalahnya menjadi tanggungjawab dewan pimpinan provinsi untuk menyelesaikannya. “Masak saya juga yang harus turun. Saya ini ngurus 22 provinsi,” katanya.

Sementara itu, Ketu DPK PKPI Kota Jambi Supiyanto yang sudah dicopot yang ditemui di sela acara pembekalan mengaku dirinya adalah ketua yang mengantar PKPI samai ke DCT. Tapi dua bulan lalu, tanpa ada masalah yang jelas baik berupa peringatan atau bentuk lain, tiba-tiba
ia digantikan oleh Muslim SY. “Tiba-tiba kami diganti tanpa mekanisme yang jelas. Tidak tahu apa salah kami,” ujarnya.

Berdasarkan SK nomor 32, ia merupakan ketua DPK Kota Jambi dan Erwin Arfiien sebagai sekretaris. Namun ada SK 37 yang menganulirnya sehingga terjadi dualisme. “Hal sama juga dirasakan pengurus di Batanghari, Tebo, Tanjab Barat, Bungo dan Tanjab Timur,” beber Supiyanto.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images