iklan MELUAS: Banjir di Kabupaten Tebo semakin meluas.
MELUAS: Banjir di Kabupaten Tebo semakin meluas.
Entah apa namanya, banjir musimankah atau banjir kiriman. Yang jelas daerah Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini setiap tahun digenangi banjir.  Dana reboisasi katanya ada, tapi hutan itu-itu aja.  Siapa yang salah ?

Berjalan di kampung Legok, kota Jambi seolah memasuki kawasan sungai yang luas. Itulah fenomena yang terjadi setiap tahun. Banjir merendam daerah dataran rendah tersebut. Meski tahun terus berganti, gubernur tersebut berganti, walikota terus berganti, tapi banjir selalu menghantui.

Masalah ini sepertinya tak selesai di meja diskusi. Setiap kali banjir datang, orang selalu berdiskusi penyebab banjir tersebut. Banyak opini dan solusi bermunculan. Tapi, tetap saja banjir terus menghajar  warga.  Kemanakah kemerdekaan warga untuk mendapatkan kehidupan layak yang dijamin UUD 1945 tersebut.

Kondisi ini tak hanya terjadi di kota Jambi, tapi juga sampai ke kabupaten-kabupaten.  Di Tebo misalnya, selain merendam ratusan rumah warga, banjir juga merendam 10 sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Budaya Pemuda dan Olahraga (Kabid Dikdas Dikbudpora) Kabupaten Tebo,  Dumyati mengatakan bahwa ada sebanyak 10 SD terendam banjir diantarannya  di kecamatan Muara Tabir ada 7 SD dan di Kecamatan Tebo Tengah sebanyak 3 sekolah
--batas--
‘’Kecamatan Muara Tabir SDN 17, SDN 41, SDN 71, SDN 72, SDN 134, SDN 136 dan SDN 215. Sedangkan di Kecamatan Tebo Tengah yakni  SDN132, SDN 203 dan SDN 133,” katanya kepada media ini, Rabu (15/1).

Dumyati mengatakan, sesuai intruksi Sukandar Bupati Tebo, untuk sekolah di Kecamatan Muara Tabir diliburkan. Begitu juga dengan sekolah yang terendam banjir di Kecamatan Tebo Tengah, “Hanya di Muara Tabir saja seluruh aktifitas sekolah diliburkan. Sedangkan di Kecamatan Tebo tengah hanya sekolah yang terendam banjir saja yang diliburkan,” paparnya

Di Batanghari sendiri, naiknya debit air sungai Batanghari beberapa hari terakhir ini, ditambah dengan hujan yang terus mengguyur wilayah Batanghari membuat Ratusan rumah di Batanghari terendam banjir.

Pantauan media ini dilapangan dimana rumah-rumah warga di kecamatan Muarabulian dan Kecamatan Muaratembesi  sudah terendam banjir setinggi paha orang dewasa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi beberapa gedung sekolah di Kabupaten Batanghari juga terendam banjir.

Kasi Penanggulangan Bencana Dinas BPBD Batanghari, Nelson, ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, Bahwa beberapa hari terkhir ini debit sungai Batanghari terus naik, hingga terakhir ini saja debit air sungai Batanghari naik 6 Cm. "Walau sempat surut, namun air kembali naik, akibatnya dari Delapan Kecamatan yang ada di Batanghari, Lima Kecamatan sudah terendam banjir,"ujarnya.

Banjir ini juga berakibat kepada kepentingan ekonomi. Hasil produksi padi petani kini turun 50 persen.

Nurdin, petani di Desa Koto Lanang mengatakan, akibat banjir di Desanya puluhan hektar sawah milik warga terendam air. Beberapa hektar sawah terpaksa dipanen lebih awal, karena dikhawatirkan akan hanyut dibawa air, jika hujan tidak berhenti. "Ya, kami terpaksa memanen padi lebih awal," ujarnya.

Hingga saat ini Korban banjir di kabupaten muarojambi belum terdata secara pasti baik korban rumah ataupun jumlah korban yang mengungsi hal ini menjadi penyebab belum tersalurnya bantuan bagi para korban.
--batas--
Hal ini dibenarkan oleh A. Zakir, Spd kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) kabupaten Muarojambi.

Dari Sarolangun sendiri dilaporkna, dua kecamatan dari delapan kecamatan yang terkena banjir. Mengalami musibah banjir terparah, dua kecamatan terparah tersebut adalah kecamatan Pauh dan kecamatan Mandiangin.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Bupati Sarolangun Pahrul Rozi saat dikonfirmasi di ruangan kerjanya kemarin (15/1). " Yang terkena banjir, kecamatan Batang Asai, CNG, Limun, Pelawan, Singkut, Pauh, Mandiangin, dan Air Hitam, terparah di Kecamatan Mandiangin dan Pauh," kata Wakil Bupati.

Walikota Jambi, Sy Fasha sendiri bersama beberapa instansi terkait bencana, TNI/POLRI, dan juga awak media menggunakan perahu karet, meninjau lokasi salah satu lokasi pemukiman warga yang berada di RT. 30 kelurahan Legok, yang saat ini sedang mengalami banjir karena peningkatan debit sungai batang hari.

Mengenai penanganan banjir ini, Sy fasha mengatakan, kalau pemerintah kota dalam 2 hari kedepan, akan mendirikan tenda-tenda darurat di titik-titik rawan banjir.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images