Sekarang, banyak banget produser film Hollywood yang mencoba peruntungan mereka dalam mengadaptasi film-film horror buatan Jepang dan Asia. Sayangnya, setelah sukses The Ring, nggak ada lagi remake film horror Asia yang mampu meraih kesuksesan seperti yang diraih film The Ring. Well, film Apartment 1303 yang diadaptasi dari film horror Jepang berjudul sama, sepertinya juga menambah panjang daftar film horror remake yang berkualitas nggak terlalu bagus.
Terbukti dari komentar sobat X-movie kita, Retno Wulandari, Nur Kamaria, dan Dua Dara Putri. “Kurang bagus, endingnya gantung, ceritanya juga kurang jelas,” komentar Retno Wulandari.
Dari komentar tersebut nggak salah kiranya kita menyebut Apartment 2013 is simply a mess. Versi asli dari Apartment 1303 yang diarahkan oleh Ataru Oikawa sendiri bukanlah tergolong sebuah film horror yang sukses, baik itu secara kritikal maupun komersial ketika dirilis di Jepang tahun 2007. Entah kenapa, sutradara film ini ingin menggarap film tersebut. Naskah cerita yang diadaptasi dan diolah sutradara Michael Taverna juga sama sekali nggak menunjukkan perbaikan yang berarti. Sang sutradara hanya mampu untuk mengisi jalan penceritaan Apartment 1303 dengan konflik klise. Sama sekali nggak menarik dan jauh dari kesan mampu menakuti penontonnya. Nggak hanya itu, dari segi alur penceritaan juga terlihat kacau untuk dapat diikuti dengan baik.
--batas--
Film ini juga mendapatkan eksekusi yang sangat lemah dari sutradaranya. Eksekusi yang lemah itulah kemudian membuat ritme penceritaan Apartment 1303 menjadi begitu kacau. Dengan begitu, penonton akan kecewa setelah menonton film horror yang pernah mereka saksikan.
Selain dilihat dari segi cerita dan eksekusi, kemampuan akting para bintang film ini juga sangat menyedihkan. Meskipun nggak istimewa, tapi penampilan Rebecca De Mornay dan Corey Sevier seenggaknya nggak terlalu terlihat buruk.
Dari kritikan yang ada, ada nilai plus dalam film ini. Apartment 1303 cukup bisa membangun nuansa horror. Bukan dari makeup hantu yang dilebih-lebihkan sehingga terkesan horror, tapi di film ini lebih dibangun oleh suasana mencekam yang datang secara perlahan-lahan. Apalagi dengan adanya efek audio-visual yang sungguh sempurna. Dengan tampilan layar tiga dimensi, kamu dan para penonton lainnya akan terasa terbawa ke dalam setting film horror.
sumber: jambi ekspres