Biasanya pemadaman bergilir itu terjadi, karena PLN kekurangan daya. Tapi beda dengan di Jambi. Listrik yang diproduksi pembangkit melimpah, namun PLN tidak bisa menyalurkan ke pelanggan. Pasalnya, tower 527 yang berlokasi di atas lahan milik Yosan Tonius alias Subanthiong, di Desa Mendalo Darat, Kecamatan Yaluko, Muoro Jambi, belum bisa dibebaskan. Akibatnya, 84 MW listrik, tidak bisa disalurkan ke masyarakat.
"Kami belum bisa menyalurkan ke pelanggan karena terkendala jaringan. Tower 527 belum bisa dibangun," kata GM Unit Induk Pembangunan III Wilayah Sumbagsel, Hakim Nawawi.
Menurut Hakim, sapaan akrab alumnus Universitas Hasanuddin berdarah Bugis itu, pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) berkapasitas 104 MW, di Desa Seigelam, hanya bisa disalurkan 20 MW. Itu pun untuk masyarakat di sekitarnya melalui travo tenaga 30 MVA.
--batas--
Harusnya 102 MW tersebut bisa disalurkan ke kota Jambi melalui Gardu Indu (GI) Aurduri. Selanjutnya listrik tersebut disalurkan untuk kepentingan masyarakat. Sebab, Jambi masih membutuhkan daya. Dan ampai saat ini masih mengandalkan daya yang dikirim melalui jalur interkoneksi dari Sumatera bagian tengah.
"Kalau 100 MW dari PLTMG dari Siegelam itu masuk, kami tidak kekuarangan daya lagi," kata Manager Area PLN Jambi, Slamet DS. Kata Slamet DS, beban puncak PLN Jambi dan Muara Bunga 255 MW. Daya yang tersedia hanya 250 MW. "Kalau 104 MW itu masuk semua, Jambi tidak tergantung lagi dari interkoneksi," ujar Slamet yang dihubungi, Senin (27/1).
PLN membangun 10 unit PLTMG yang masing-masing berkapasitas 10 MW. Ketika media ini datang ke PLTMG itu, Senin sore kemarin, nampak 10 unit mesin itu semuanya beroperasi. Sepuluh unit mesin, yang beroperasi sejak 2013 lalu itu, semunya berjalan dengan baik. Sebelah selatan terdapay enam pembangkit, dan uatara empat pembangkit. Karena gas tidak digunakan, akhirnya dibakar begitu saja.
sumber: jambi ekspres
