iklan
KUALATUNGKAL, Untuk mengatasi krisis listrik yang diakibatkan dari kekurangannya pasokan gas yang disuplai dari Petro China, maka Pemkab Tanjabbar berupaya menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yang berada Parit Tujuh, Kualatungkal.

‘’Namun kendala yang saat ini dihadapi, pihak PT yang membuat PLTU harus melakukan peninjauan ulang atau review design terhadap pemetaan wilayah. Kami selalu senantiasa mendorong agar pembangunan PLTU ini cepat terlaksana," ujar Kadis ESDM Tanjabbar, Yon Heri.

Saat ini, katanya, Tanjabbar banyak mengalami kekurangan daya listrik yang sudah terlampau banyak, hingga seringnya mati lampu di berbagai daerah dikabupaten Tanjabbar. ‘’Kami sudah mengalami kekurangan daya listrik yang amat banyak, beban puncak kita sudah sampai 15,8 mega waat sementara produksi listrik hanya paling tinggi 12 mega watt," terangnya.
--batas--
Untuk itu, aknya, pihaknya terus mendorong, kepada PT zoo yang membangun agar cepat melaksanakan pemetaan, agar penambahan seperti 14 Mega waat seperti yang direncanakan dapat terealisasi. "Ya kami dukung agar cepat, nantinya kan enak bisa bertambah hingga 14 mega waat, perbulan akan menghabiskan 10 sampai 20ribu ton cadangan batu bara," sebutnya.

Seperti diketahui, krisis daya listrik yang terjadi berdampak langsung dirasakan warga sejak satu pekan  ini hingga beberapa pekan ke depan pelanggan listrik di dalam Kota Kualatugkal mendapat jatah  pemadaman listrik bergilir dari satu rumah ke rumah lainnya. Pemberlakukan pemadaman bergilir yang diberlakukan setiap hari selama empat jam mulai saat memasuki beban puncak dari pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB.

"Jadi dengan demikian besar harapan pemda agar cepat terlaksana pembangunan PLTU yang mengandalkan sumber energi batu bara ini. Dan terkait keterlambatan pembangunan PLTU ini, kami terus berupaya mengkomunikasikannya, khususnya dengan PLN unit induk pembangkit Medan.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images