iklan Walikota Jambi SY Fasha sebagai salah satu narasumber tentang pengelolaan persampahan bersama beberapa walikota dari Cambodia
Walikota Jambi SY Fasha sebagai salah satu narasumber tentang pengelolaan persampahan bersama beberapa walikota dari Cambodia

KOTA Jambi dijanjikan akan menjadi pilot projek tentang pemanfaatan sampah menjadi energi yang bermanfaat.  Ada 6 kabupaten/kota di Indonesia  yang rencananya masuk dalam program tersebut, namun hanya Kota Jambi satu-satunya yang mewakili pemerintah Indonesia yang mendapat kesempatan dan diundang untuk ekspos terkait management persampahan dan rencana jangka panjang tentang persampahan Kota Jambi di Vietnam.

Hal ini diketahui dalam forum  REGIONAL WORKSHOP PRO-POOR and SUSTAINABLE SOLID WASTE MANAGEMENT in SECONDARY CITIES and SMALL TOWNS in THE ASIA-PACIPIC, yang digelar oleh UNESCAP (salah satu lembaga keuangan PBB) yang concern terkait energi persampahan dan telah mereka lakukan terhadap beberapa kota di dunia ini.

Saat ini produksi sampah kota jambi 1.468 ton/ hari dan masih ada timbalan sampah hampir 700.000 m3 di TPA talang gulo, hal ini perlu dicarikan solusi pemanfaatannya sehingga bisa menjadi energi yang bermanfaat bagi masyarakat. Selama ini kami selalu menjalankan program PBB (internasioanl) terkait hal tersebut. Namun ketika dialirkan bantuan oleh dunia internasional justru yang mandapat bantuan adalah kota-kota yang pemerintah dan masyarakatnya belum komit untuk melakukan perbaikan ke arah itu, tegas Walikota Jambi SY Fasha dalam ekspossnya.

Walikota juga menyampaikan tentang GOTONG ROYONG kepada peserta.  Dalam 1 bulan beberapa kali  kami melakukan gotong royong pembersihan lingkungan dan tempat-tempat umum (pasar, jalan raya, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dll ) dan kami turun bersama-sama dengan masyarakat, tentara, polisi dan semua komunitas serta organisasi wanita. Tentara dan polisi tidak hanya mengangkat senjata, namun mereka bersama kami memegang sapu dan cangkul untuk GOTONG ROYONG,   semua peserta  standing apluss  dan  tepuk tangan mengapresiasi pemaparan Walikota Jambi.

UNESCAP berjanji akan menjadikan Kota Jambi  yang pertama menjadi pilot projek di Indonesia ini.

Kami akan datang dan melihat langsung kesiapan Kota Jambi, dalam waktu dekat ini, timpal Mr. Donovan selaku perwakilan UNESCAP.

Saat ekspos itu, Fasha didampingi oleh : Ms. Mariani Yanti (Bappeda Kota Jambi), Mr. Syafrudin (Dinas Kebersihan Kota Jambi), Mr. Fahlevi (BLH Kota Jambi), Drg. Sitanggang (Dinas Kesehatan kota Jambi),  dr. Ida Yuliati (RSUD),  Ms. Duria Sunita (Kadis Pasar Kota Jambi).  Acara dilaksanakan di kota QUI NHON - VIETNAM  mulai 24-26 September. Diakhir acara, semua peserta di bawa ke pasar tradisional setempat dan melihat langsung pemisahan sampah organik dan an organik serta teknik pengelolaannya. Setelah itu,  peserta dibawa ke TPA setempat dan melihat proses pemanfaataannya menjadi energi Gas dan  Kompos (listrik, gas rumah tangga, pupuk tanaman).

Semoga Kota Jambi yang pertama menjadi pilot projek di Indonesia, ujar Fasha. Acara juga diikuti  oleh  6 negara, yaitu Indonesia, Vietnam, Srilanka, Bangladesh, Pakistan dan  Kambodja. Dari Indonesia hadir Kementrian PU, Kementrian LH,  Universitas Gajah Mada dan LSM lingkungan. Ada 13 kota yang eksposs terkait keadaan persampahan dan management pengelolaannya termasuk Kota Jambi.

(wsn/adv)


Berita Terkait



add images