JAMBIUPDATE.COM, JAMBI - Lokalisasi Payosigadung alias Pucuk ini awalnya berada di daerah Rumpun Bambu Broni. Namun, sekitar tahun 70-an tempat tersebut bergeser ke Payosigadung yang dahulunya adalah hutan belantara.
Warga yang berdomisili di Pucuk tersebut pendatang dari berbagai daerah dari luar Provinsi Jambi.
Pucuk yang disebut masayarakat sekarang itu memang benar berada di Rumpun Bambu di Broni. Tepatnya di daerah PDAM. Tapi, sejarah pastinya saya tidak hapal betul, ujar Sejarawan Provinsi Jambi Junaidi T Noor kepada jambiupdate.com.
Mengapa dinamakan Rumpun Bambu atau RB ? Menurut Junaidi dikarenakan rumah-rumah pada waktu itu berada di sekeliling Rumpun Bambu. Kemudian, lokasi tersebut bergeser.
Dinamakan Pucuk dikarenakan lokasinya jauh dari Kota. Disana memang lokasi seperti itu, akunya.
Mengapa juga sering disebut Payo Sigadung, menurut Junaidi, disana juga terdapat Payo dan tumbuhan Gadung dan berkembanglah rumah-rumah disana.
Waktu saya kecil saja, tidak diperbolehkan main ke sana (Pucuk, red), akunya.
Dia juga mengakui bahwa, di Pucuk itu adalah orang pendatang dan bukan orang asli Jambi. Di Jambi waktu itukan ada pelabuhan dan terjadilah hukum pasar, ado penjual dan ado pembeli. Kecenderungan seperti itu, akunya.
Menurutnya, sekitar tahun 60, warga di lokasi itu sudah ada. Sebenarnya, dari dahulu hingga sekarang tidak ada masyarakat di lingkungan Pucuk itu setuju dengan keberadaan Pucuk itu. Setiap tahun akhirnya lokasi tersebut semakin berkembang dan dipenuhi pendatang.
Sebab dahulu di Jambi ado Pelabuhan banyak pendatang-pendatang ke sana, akunya.
(fth)
