iklan Illustrasi
Illustrasi

JAMBIUPDATE.COM, SAROLANGUN - Proyek Renovasi Mushala dan Pembangunan Pagar SMP 10 Pelawan Kecamatan Pelawan dinilai fiktif, pasalnya sebagian dari pekerjaan proyek dengan total anggaran Rp 129.025.000 tersebut tidak dilaksanakan sepenuhnya hingga 100 persen.Ž

Pantauan di lapangan, untuk pekerjaan Renovasi Mushala senilai Rp 39.500.000 yang didalam kontrak terdapat pekerjaan konsen jendela dan kaca, ternyata tidak dilaksanakan. Demikian juga plafon tangganya sebatas pemasangan kerangka. Selain itu, atas seng yang digunakan, selain tidak seragam juga terlihat tidak rapi. Dan bagian atap belakang tampak menyisakan reng untuk pemasangan seng.

Kekurangan juga terlihat pada pekerjaan Pembangunan Pagar senilai Rp Rp 89.525.000. Paling mencolok dan fiktif adalah item pekerjaan gapura yang sama sekali tidak dikerjakan, sehingga gerbang SMP Negeri 10 Pelawan hanya menggunakan pintu terali lama.

Sementara, kondisi terali tampak mengalami karat dan setengah diangkat agar dapat digunakan untuk menutup gerbang sekolah.

Kekurangan pada pekerjaan ini juga tidak dibuat profil pada tiang pagar besi yang menambah tinggi bangunan pagar lama.

Parahnya, selain tidak diberi profil, ternyata tiang beton tersebut, juga terlihat condong dan tidak diplester dengan rapi. Kontan kondisi pagar sekolah tersebut tampak dikerjakan asal jadi oleh kontraktor pelaksana.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dua proyek ini, Sugita, yang kemudian dikonfirmasi membenarkan telah dilakukannya pencairan 100 persen. "Ya, pencairan sudah 100 persen. Pencairan ini kami proses karena laporan konsultan pengawas sudah 100 persen,"katanya.

Lebih lanjut Sugita mengatakan, dirinya tidak merasa bersalah atas prosesnya pencairan 100 persen, meski realisasi lapangan jauh dari cukup. "Saya tidak begitu merasa ada yang salah, sebab proses pencairan ini tidak hanya cukup dengan dasar tanda tangan saya sendiri. Masih ada KPA yang juga bertanggung jawab terhadap proyek ini," jelasnya singkat.

Sementara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dua proyek diatas, yakni Murtoyo yang juga merupakan Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Sarolangun, tiap kali dikonfirmasi, malah mengarahkan pembicaraan kepada Kadis Pendidikan. "Nanti kita ketemu dulu dengan pak kadis," jawabnya.

(feb)

 


Berita Terkait



add images