iklan Kondisi ruas jalan penghubung antara Desa Sungai Sayang dan Sungai Jambat di Kecamatan Sadu, Tanjabtim. Jalan ini mengalami kerusakan cukup parah.
Kondisi ruas jalan penghubung antara Desa Sungai Sayang dan Sungai Jambat di Kecamatan Sadu, Tanjabtim. Jalan ini mengalami kerusakan cukup parah.

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK-Persoalan infrastruktur di beberapa daerah terpencil di Provinsi Jambi memang masih menjadi masalah serius dan memerlukan penanganan secara khusus.

Setelah munculnya potret buram kondisi jalan di kawasan Jangkat, Merangin, kini muncul lagi parahnya ruas jalan di Kecamatan Sadu, Tanjab Timur. 
Foto-foto jalan tersebut diunggah ke media sosial facebook sehingga menjadi viral dalam beberapa hari belakangan ini.

Informasi yang berhasil dihimpun Jambi Ekspres, ruas jalan tersebut adalah ruas jalan penghubung antara Desa Sungai Sayang dan Desa Sungai Jambat di Kecamatan Sadu.
Kalau musim penghujan, ruas jalan ini sangat susah untuk dilewati. Pengendara harus berkubang lumpur untuk bisa melewati jalan ini. Sementara ada beberapa desa yang menggunakan jalan ini sebagai akses jalan utama, yakni Sungai Sayang, Sungai Jambat, Sungai Benu, Air Hitam Laut dan Labuhan Pering.

Kondisi akses jalan yang rusak tersebut juga dikeluhkan oleh Alsi, salah seorang siswi SMAN 6 Tanjab Timur.
Menurutnya, dengan kondisi akses jalan saat ini dirinya harus berangkat lebih awal lagi ke sekolah, sebab untuk sampai ke sekolah  bisa mencapai satu jam lebih.
"Kalau dulu tidak sampai satu jam ke sekolah bang, kalau sekarang bisa sampai satu jam lebih baru sampai ke sekolah, tuturnya.
Perjuangan untuk ke sekolah dengan kondisi akses jalan seperti ini, sudah hampir satu tahun dilalui Alsi, bahkan dirinya dan teman-teman sekolah harus rela berkotor-kotoran untuk bisa sampai ke sekolah.
"Hanya modal semangat dan tekad kuat untuk terus sekolah yang mebuat kami sabar bersusah payah ke sekolah, berikan kami kesempatan untuk berdisukusi langsung sama pemerintah, agar kami bisa menyampaikan langsung keluhan kami selama ini, pintanya.
Kadis PUPR Tanjabtim Yan Rizal saat dihubungi via ponselnya mengatakan, memang saat ini kondisi jalan penghubung mengalami kerusakan. Bahkan, ada 15 titik yang mengalami kerusakan, dan tiga titik lainya di perbatasan Sungai Jambat dan Sungai Sayang, saat ini kondisinya sangata rawan.

Ada tiga titik yang sangat rawan, dan Minggu lalu sudah kita lakukan perbaikan dan menimbun lobang-lobang dengan material, ungkapnya.

Memang, untuk perbaikan jalan baru berjalan sebagian dilakukan, sulitnya akses untuk membawa material dari bibir pantai menjadi salah satu kendala.
Ini saja setiap hari material kita bawa, ada juga menggunakan mobil masyarakat untuk membantu membawa material, tuturnya
Sampai saat ini, kondisi akses jalan penghubung yang mengalami kerusakan itu kurang lebih 2 km.
Kurang lebih 2 km jalan yang mengalami kerusakan, dan kita sudah menurunkan alat berat serta mengstanbykan material. Ketika jalan berlobang bisa langsung ditimbun, jelasnya.

Mengenai perbaikan, sesuai intruksi bupati, lanjut Yan Rizal, perbaikan dengan pengerasan jalan sudah dilakukan menggunakan dana tanggap darurat, dan perbaikan ini akan dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun depan.

Kita lakukan pengerasan dulu hingga tahun depan, agar kondisi jalan nantinya padat dan bisa dilalui 24 jam dengan kondisi cuaca apa pun, katanya

Memang, dua tahun yang lalu sudah dilakukan perbaikan dengan seadanya, karena curah hujan cukup tinggi membuat kondisi jalan rusak lagi.
Yang jelas tahun ini sampai tahun depan dilakukan pengerasan dulu, setalah kondisi jalan padat baru nanti ketahap selanjutnya, tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Tanjab Timur H Robby Nahliansyah mengatakan, terkait akses jalan penghubung saat ini sudah dilakukan perbaikan melalui dana swakelola. Bahkan, untuk melakukan perbaikan jalan tersebut alat berat sudah didropping seklaigus material untuk penimbunan.
Ini baru perbaikan mendasar, dengan perbaikan dan penimbunann yang dilakukan mudah-mudahan tidak terjadi lagi, ungkap Wabup.

Untuk peningkatan kwalitas jalan, tahun ini masih fokus di Kecamatan Berbak dan Mendahara. Namun tidak berarti jalan ini ditinggalkan.
Makanya alat berta kita standbykan di kecamatan untuk mengantisipasi kalau terjadi seperti ini, tandasnya. (oni)


Berita Terkait