iklan Ilustrasi
Ilustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2017 ini naik 4,85 persen jika dibandingkan dengan triwulan II 2016 lalu. Pada Semester II 2017 pengeluaran konsumsi rumah tangga di Jambi tumbuh 4,59 persen. 

Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi,  tidak hanya di triwulan II saja, akan tetapi pengeluaran  konsumsi rumah tangga di Provinsi  Jambi pada Semester 1 2017 juga mengalami kenaikan jika dibandingkan pada semester 1 2016. 

Kepala BPS Provinsi  Jambi Dadang Hardiwan mengatakan,  jika diperhatikan perhitungan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi kalau melihat dari jenis  pengeluaran rumah tangga  dari semester I 2017,  jika dibilang daya beli turun, kenyataannya tumbuh 4,85 persen (yoy). 

Jika melihat dari triwulan I 2017  konsumsi rumah tangga tumbuh  4,3 persen, sedangkan  pada Triwulan II 2017 tumbuh  4,85 persen.  Rata-rata dari triwulan I 2016 sampai triwulan II 2017 tingkat konsumsi rumah tangga  mengalami kenaikan meski angka pertumbuhan  masih berada pada kisaran 4 persen. 

Kalau dilihat dari data bahwa konsumsi rumah tangganya naik terus meski pertumbuhannya stagnan.   Dengan adanya peningakatan konsumsi rumah tangga ini sebetulnya daya beli meningkat hanya saja ada perubahan pola berbelanja dari konvensional ke online (e-commerce), kata Dadang saat ditemui Harian Jambi Ekspres  di Kantornya beberapa hari lalu.

Bila dilihat dari penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan II-2017 (y-on-y), katanya, maka komponen pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,14 persen; diikuti ekspor yang memberi andil 0,67 persen. Sementara itu jika melihat struktur ekonomi Provinsi Jambi pada semester I 2017, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga memberi andil pertumbuhan sebesar 2,03 persen.

Sementara itu,  dari kajian ekonomi dan keuangan regional Bank Indonesia mencatat, dari sisi pengeluaran, cukup stabilnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan II-2017 disebabkan meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode hari raya Idul Fitri dengan pertumbuhan sebesar 4,85% (yoy). Jika dibandingkan  dengan Triwulan I 2017 tingkat konsumsi masyarakat mengalami  kenaikan.  Pada Triwulan  I  2017 pertumbuhan konsumsi masyarakat yang tumbuh sebesar 4,33% (yoy).

Sedangkan pada perkiraan Triwulan III 2017 dari sisi pengeluaran, sentimen peningkatan harga komoditas internasional diperkirakan akan mendorong peningkatan produksi komoditas karet, sehingga pada gilirannya akan berdampak pada membaiknya kinerja ekspor dan terjaganya daya beli (konsumsi) masyarakat. 

Bisa kita lihat banyak mall, toko, retail dan pusat perbelanjaan lainnya yang tutup, bukan atas dasar daya beli menurun melainkan pola transaksi  dan jual beli masyarakat yang  bergeser ke online, kata V Carlusa Kepala Kantor  Bank Indonesia  Perwakilan  Jambi beberapa waku lalu.

Sementara itu,  Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication Division JNE mengatakan, pergeseran pola berbelanja masyarakat saat ini ke pola belanja online, sudah tentu menimbulkan kebutuhan pengiriman barang yang dijual oleh pedagang secara online kepada pembelinya. Jenis jenis produk yang dijual secara online pun beragam, sehingga kebutuhan terkait proses distribusinya berkembang.

Disinilah JNE berinovasi dan mengembangkan produk layanan, fasilitas untuk menunjang aktifitas pengiriman pelanggan, mau pun sektor penting di internal perusahaan (bidang IT, infrastruktur dan jaringan, serta SDM). Tujuannya agar JNE dapat selalu memenuhi kebutuhan pengiriman paket pelanggan yang berkembang tersebut, baik dari segi jenis, ukuran, dan jumlah paketnya. Dapat juga disebutkan bahwa JNE selalu berupaya maksimal untuk memberikan solusi untuk setiap kebutuhan mengenai pengiriman barang pelanggannya, baik retail mau pun corporate customer, katanya.

Terkait dengan pengembangan dan inovasi tersebut,  JNE meluncurkan produk layanan mau pun fasilitas baru untuk menunjang beragam kebutuhan seluruh pelanggan setianya, yaitu mobile apps MyJNE, JTR (JNE Trucking), JNE International Service, JNE PopBox, pembaruan tampilan website JNE, dan sebagainya.

Selain itu, infrastruktur pun ditambah untuk menunjang kapasitas pengiriman paket yang terus bertambah setiap tahun. Tahun lalu, JNE mendirikan jaringan mau pun infrastruktur baru di Medan, Batam, Wangon Jawa Tengah, Bandung, dan Surabaya, agar proses distribusi ke berbagai daerah berjalan semakin efektif dan efisien. Ke depannya, JNE sedang mempersiapkan untuk membangun megahub di dekat bandara Soetta agar pengiriman ke seluruh wilayah dapat semakin lancar. Semuanya demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Baru saja diluncurkan di Oktober 2017 ini yaitu kerjasama JNE dan Tokopedia untuk penyediaan metode pembayaran untuk kemudahan konsumen dalam berbelanja online di Tokopedia. Kini setiap orang yang membeli barang secara online di Tokopedia dapat melakukan pembayaran di kantor kantor cabang JNE, katanya.

Bukan hanya pengembangan dalam produk layanan sampai dengan kapabilitas perusahaan, JNE juga mengadakan program atau acara yang bertujuan untuk memajukan para UKM yang tentu pola berjualannya juga sudah bergeser ke e-commerce. Acara-acara pelatihan atau seminar pun digelar seperti pelaksanaan JNE Ngajak Online di Jambi pada September 2017 lalu. 

Ia menambahkan terkait dengan peningkatan  pengiriman JNE seiring dengan jumlah pertumbuhan e-commerce,berdampak pada peningkatan jumlah pengiriman JNE sebesar kurang lebih 30% secara nasional selama beberapa tahun terakhir. Begitu juga dengan JNE Jambi yang mengalami peningkatan sebesar 30% - 40% tahun ini dibanding tahun 2016 lalu.

Pengiriman JNE Jambi per bulannya di tahun 2017 ini mencapai rata rata lebih dari 150 ribu paket, atau lebih dari 5000 paket setiap hari, baik paket yang masuk ke wilayah Jambi mau pun paket yang dikirimkan dari Jambi ke wilayah lain di Indonesia, ujarnya. 

Fakta yang sama juga disampaikan oleh Manager Antaran PT Pos Jambi, Herto. Ia mengaku, pihaknya juga sangat terbantu dengan maraknya bisnis online belakangan ini, menyebabkan omzet tahun 2017 naik sampai 20 persen. Apabila dibandingkan antara barang yang masuk dengan yang keluar, maka barang yang masuk jauh lebih banyak. Dimana dari 100 persen kiriman barang yang masuk, 70 persennya merupakan pesanan belanja online. Dengan kondisi ini dapat diartikan bahwa masyarakat Jambi kebanyakan adalah pembeli. Sehari saja kita bisa mengantarkan  sampai 200 paket barang online, mulai dari paket yang kecil sampai yang jumbo. Kalau untuk pengiriman barang keluar relatif lebih kecil, sekitar separuh dari barang yang masuk, jelasnya.

Pengiriman barang online banyak berasal dari agen pos, dengan rata omzet perbulan antara Rp 200 - Rp 300 juta, jumlah ini naik 15-20 persen dari tahun sebelumnya. Pos juga telah menyediakan layanan Cash on Delivery (COD) yaitu pengiriman yang dibayar ditempat, jadi petugas pos yang menagih kalau barang belanjaan sudah sampai di tempat.

Layanan sudah disediakan sejak tahun lalu, namun baru ramai digunakan sejak awal tahun lalu Karena POS sudah bekerjasama dengan Lazada, imbuh Herto.

(yni/kar)

 


Berita Terkait