iklan illustrasi
illustrasi

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Peta politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Merangin mulai mengerucut. Meskipun sempat hangat wacana head to head, setidaknya tiga pasangan calon masih berpeluang bertarung memperebutkan BH 1 FZ.

Pertama pasangan petahana Al Haris-Khafied Moin (Harkad) yang sejak awal sudah mengemuka. Duet ini berpeluang terulang mengingat Haris dan Khafied masih mersa menjalankan roda pemerintahan.

Harkad jilid II juga didukung Golkar dan PDI Perjuangan yang hampir dipastikan berkoalisi dengan kekuatan 7 kursi di DPRD Merangin. Bahkan Kedua partai ini kabarnya tinggal mengeluarkan rekomendasi tertulis di masing-masing DPP.

Kedua psangan duet Nalim-Fauzi Ansori (Ojie) . Duet ini mencuat menyusul kabar adanya pertemuan tokoh Merangin dan sejumlah elit politik. Bahkan wacana ini hampir final dengan didukung Demokrat, PKPI dan PAN yang memiliki 7 kursi parlemen.
Skenario ketiga pasangan M. Syukur dan Salam. Duet ini cukup medapatkan perhatian karena memiliki basis potensial. Apalagi, Salam sendiri disuport Hanura dengan 4 kursi parlemen.

Artinya, duet ini tinggal mengamankan satu parpol yang memiliki setidaknya 3 kursi. Jika ini bisa dilakukan, 7 kursi syarat minimal dukungan sudah tercukupi.
Hanya saja, duet ketiga pasangan ini masih cukup dinamis. Pasalnya kahadiran Mashuri, mantan kepala Dinas Pendidikan Merangin patut dipertimbangkan.
Mashuri merupkan tokoh Jawa dan sekaligus menjadi Ketua Paguyuban Jawa Merangin (PGJM). Mashuri kabarnya diincar sejumlah kandidat karena figurenya dikalangan Jawa tidak kalah dibandingkan Khafied Moin yang kini menjabat Wakil Bupati Merangin.

Ditambah lagi Mashuri juga mendaftar di sejumlah Parpol. Bukan tidak mungkin dirinya dilirik sebagai kader untuk di calonkan di Merangin. Apalagi masih ada sejumlah Parpol yang belum memutuskan dukungan seperti PBB, PPP, Nasdem, PKS, Gerindra dan PKB.         

Pengamat politik, Doni Yusra Pebrianto menilai, peluang tiga pasangan calon sangat terbuka di Merangin. Karena belum banyak Parpol yang mengeluarkan surat dukungannya secara tertulis.

Saya pikir peluang untuk tiga pasang masih terbuka dan memungkinkan. Selain belum banyak Parpol yang menyatakan dukungnya, kandidat yang muncul juga menjadi pertimbangan, ujarnya, Minggu (5/11) kemarin.

Doni melihat, jika skenario tiga pasangan berlanjut, merugikan Al Haris dan Khafied Moin. Pasalnya, skema ini membuat petahana kesulitan mengingat lawan yang juga memiliki kekuatan lebih.Kalau tiga pasang ada kemungkinan petahana keok.  Karena sama-sama memiliki kekuatan, katanya.

Namun, kata Doni, patut diacungi jempol bila Harkad jilid II bisa terwujud. Setidaknya ini kali pertama pasangan yang langgeng dalam sejarah Pilkada di Provinsi Jambi. Tapi patut kita acungi jempol. Ini adalah sejarah pertama petahana langgeng di Pilkada Jambi, ucapnya.

Bagaimana posisi Nalim? Dosen Universitas Jammbi (Unja) ini menyebutkan, sebagai mantan Bupati, Nalim jelas masih posisi memiliki kekuatan politik. Tapi berpasangan dengan Fauzi Anshori tentu menjadi menyisakan pertanyaan dan pertimbangan.

Walaupun telah malang melintang di dunia birokrasi namun pengalaman politik ojie belum teruji. Ini tentu menjadi pertanyaan, katanya.

Apalagi, sejak merambah dunia politik, nama Fauzi Ansori tidak terlalu popular. Bahkan dikalangan bawah, nama fauzi Ansori baru dikenal. Tapi tentu ada pertimbangan lain, meskipun Fauzi belum tertlu populer, sebutnya.

Namun demikian, kehadiran M. Syukur member warna sendiri di kontestasi Pilkada Merangin. Sebab, Syukur bisa memecah konsentrasi pemilih. Posisi Syukur yang elaktabilitas di Merangin tergolong tinggi mengingat posisinya sebagai anggota DPD RI, jelasnya.

Menurutnya, Syukur masih memiliki banyak opsi untuk memilih pasangan. Diantaranya bisa mengandeng Salam atau memilih Mashuri sebagai calon pendamping.
Kedua figure ini memiliki potensi, misalnya Salam yang menguasai Pemenang. Sedangkan Mashuri yang merupakan tokoh Jawa Merangin.  Jika berpasangan dengan Mashuri atau Salam, skema head to head gagal total di Merangin, jelasnya.

Manariknya, lanjut Doni, posisi Mashuri justru lebih diuntungkan dengan posisi sebagai Ketua PGJM dengan massa yang tergolong mengakar. Mashuri bisa mengancam bila dirinya bisa menyatukan barisan Jawa Merangin.
Kalau posisi begini, Pilkada Merangin akan seru. Tapi perlu diingat politik itu dinamis, skenario bisa berubah setiap waktu, ungkapnya.

Sementara itu, Al Haris dibincangi harian ini tidak menampik duet Harkad berpeluang kembali berpasangan. Namun dirinya masih melihat dan menunggu aspirasi masyarakat Merangin. Saya melihat asprirasi masyarakat dulu, ini tentunya penting bagi saya," katanya.

Haris mengatakan, secara pribadi dirinya dan Khofeid tidak memiliki hubungan buruk. Sehingga inilah yang membedakan dirinya dengan kepala daerah lainnya. "Hubungan kami baik. Sampai sekarang masih komunikasi," katanya.

Haris tidak membantah jika Golkar dan PDI Perjuangan sudah memberikan sinyal dirinya untuk maju. Bahkan Haris menyebutkan baik, sembari menunggu jawaban parpol lain seperti PPP, PKS, Gerindra dan Hanura.

"Golkar dan PDIP Insyaallah. Tapi saya juga mendaftar di banyak partai. Kita lagi menunggu," sebutnya.

M Syukur juga percaya diri. Ia optimis bisa mendapatkan 10 dukungan Parpol untuk berlayar di Pilkada tahun depan. "Insyaallah saya yakin bisa dapatkan 10 kursi, selain komunikasi dengan pengurus di daerah, kita juga komunikasi ke pusat," katanya.

Hanya saja, anggota DPD RI ini belum mau menyebutkan Parpol yang akan memberikan dukungan itu. "partai mana saja, belum bisa kita sebut. Yang jelas saya mohon doanya, semoga saja tidak ada masalah," bebernya.

Bahkan Syukur mengaku sudah mengantongi 3 nama kandidat calon wakil Bupati yang akan disandingnya. Meski tidak menyebutkan nama, dua nama yang dimaksud dirinya sama-sama mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di PPP.
"Sudah ada tiga nama. Soal siapa namanya belum bisa saya publikasikan," katanya.

Syukur mengaku tidak memiliki banyak syarat menentukan pendampingnya. Ia tidak melihat sukuisme, tapi bagaimana bisa saling menghargai dan menghormati. "Jangan terlalu banyak syarat yang penting saling menghargai dan saling menghormati," sebutnya.

Terkait wacana head to head yang sempat berkembang, Syukur mengatakan kemungkinan wacana itu kecil. Menurutnya wacana itu sengaja dihembuskan untuk menggiring opini jelang penetapan Paslon. "Head to head itu skenario kita. Kemarin itu, survei Indobarometer, kekuatannya merata. Incumben pun hasil surveinya hanya 25 persen. Saya pikir sekarang peluangnya kecil," sebutnya.

Ia beralasan, "Adu Kambing" sulit masih dinamis karena belum ada satu kandidat yang mendapatkan tiket dan mengantongi dukungan tertulis dari Parpol. "Belum satupun kandidat yang pegang SK resmi dari partai. Jadi masih dinamis sekali," katanya.

Ia menyebutkan, untuk Pilkada Merangin masyarakatnya cenderung ingin memilih calon yang baru. Tentu dengan program yang bisa mengedepankan kepentingan masyarakat. "Di Merangin masyarakatnya cenderung memilih calon yang baru. Makanya salah satu program yang kita dorong ada permberdayaan SDM, ini yang belum mendapat perhatian," jelasnya.

Disamping itu, Mashuri menjelaskan jika dirinya masih menunggu hasil penjaringan Parpol. Kita menunggu saja, yang jelas tahapan sudah kita lalui, katanya.
Mashuri tidak menampik ada salah satu kandidat yang ingin menggandengnya. Namun dirinya enggan menyebutkan dan beralasan ingin menyelesaikan tahapan dan menunggu jawaban partai.

Ada yang meminta. Kita lihat saja, nanti juga kelihatan sendiri. Sekarang yang penting ikut mekanisme partai dulu, pungkasnya.

(aiz)
 
 
 
 
 



Berita Terkait