iklan Aksi demontrasi mahasiswa IAIN STS Jambi mendesak Gubernur Jambi Zumi Zola mengundurkan diri Kamis kemarin (20/9)
Aksi demontrasi mahasiswa IAIN STS Jambi mendesak Gubernur Jambi Zumi Zola mengundurkan diri Kamis kemarin (20/9)

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Taha Saifudin (UIN STS) Jambi mengepung jantung Pemerintahan Provinsi Jambi kemarin (20/9).

Seperti dilansir dari harian pagi Jambi Ekspres (Induk Jambi Update), aksi mereka ini menuntut tidak ada lagi perilaku koruptif yang tersisa di Provinsi Jambi.  Sasaran utamanya yakni Gubernur Jambi Zumi Zola yang telah diberhentikan sementara,   untuk sadar dan mengundurkan diri sebagai gubernur.

Selain itu,  anggota DPRD Provinsi Jambi yang diduga menerima suap RAPBD juga dituntut untuk melepaskan jabatannya  sebagai wakil rakyat. Tak Cuma itu , para bupati di Provinsi ini pun minta diusut oleh mahasiswa karena diduga melakukan korupsi secara rapi dan sistematis.

Aksi dimulai dari Kampus UIN Telanai, lalu berlanjutnya ke Bundaran Bank Indonesia. Tak hanya beraksi hambar, mereka menyandera sebuah unit mobil berplat merah , yang saat itu apes melintas di kerumunan massa. Bahkan tampak mahasiswa berorasi di mobil milik negara tersebut.

Puas beraksi di sana, masa melanjutkan aksi di Kejaksaan Tinggi Jambi. Mereka menengarai Kejati lalai dalam mengawal hukum di Jambi. Karena KPK terlanjur membuat geger Indonesia dengan mega korupsi APBD dan gratifikasi yang diungkap hanya dalam kurun waktu satu tahun ini.

Seharusnya Kejati malu, dengan korupsi di Jambi yang diungkap KPK, apa kerjaan Kejati, sampai orator.

Setelah itu aksi dilanjutkan ke Gedung DPRD Provinsi Jambi, tempat yang menjadi sasaran empuk untuk menyampaikan aspirasi dan kekecewaan mereka kepada 53anggota DPRD yang terlanjur diduga menerima suap pengesahan RAPBD beberapa tahun belakangan.

Mereka menuntut agar para anggota dewan untuk mundur Karena mereka telah memakan uang rakyat, ke 53 anggota harus mundur, teriak salah seorang demonstran.  Tak tanggung-tanggung, mereka meminta agar gedung DPRD ProvinsiJambi disegel.

Situasi pun makin memanas karena dorong-dorongan yang sudah kerap terjadi. Hingga terdapat pula aksi pelemparan batu dari masa demonstran yang makin menambah tak kondusifnya suasana. Tampak pula atribut tameng polisi sehingga aksi kejar-kejaran sepintas terjadi. Hingga untuk memecah keributan tersebut tampak aparat kepolisian mengamankan oknum yang diduga memperkeruh suasana itu, namun hal ini tidak diakui pihak kepolisian sendiri.

Tampak pula saat kerusuhan ini terlihat seorang pendemo yang pingsan, yang langsung mendapatkan pertolongan.

Hingga akhirnya pada siang hari pukul 11.45 massa akhirnya membubarkan diri. Bahkan tampak pula beberapa orang pihak rektorat kampus yang langsung membubarkan para mahasiswa nya ini.

Atas kericuhan yang sempat terjadi di parlemen Jambi, Kapolresta Jambi Kombes Pol Fauzi Dalimunthe yang turun langsung di lokasi mengatakan bahwa aksi dorong tadi terjadi di karenakan mahasiswa ingin masuk ke dalam gedung DPRD.

Kalau perwakilan bisa, tetapi kalau semua ya nggak mungkin, ini kan simbol negara, kita berupaya untuk menahan mahasiswa, dan lagian Sekwan juga sebut bahwa anggota dewan sedang reses saat ini, jelasnya.

Untuk mengantisipasi aksi ini, pihaknya mengerahkan sekitar 450 anggota di turunkan untuk melakukan pengamanan.

Terkait aksi ini mereka memang sudah melapor, tetapi di lapangan mereka keluar dari konteks, kita berusaha sabar untuk menghadapi aksi mahaiswa yang mendorong, paparnya.

Ia mengatakan tidak ada yang di tahan dalam aksi tadi. Tidak ada yang kita amankan,  pungkasnya. (aba)


Berita Terkait



add images