iklan Sertu Buharman menunjukan beberapa koleksi tanaman Bonsai miliknya.
Sertu Buharman menunjukan beberapa koleksi tanaman Bonsai miliknya.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Menjadi seorang tentara tidak lantas membuat Sersan Satu (Sertu) Buharman melupakan hobbynya memelihara bonsai. Puluhan koleksi bonsainya kini siap dipamerkan di tingkat nasional

HADINATA DAMANIK, SAROLANGUN

MERAWAT tanaman, ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan, sebab perlu ketekunan dan kesabaran. Apalagi tanaman tersebut bisa hidup hingga puluhan tahun lamanya, tentu diperlukan waktu dan kesabaran dalam merawat hingga bisa menikmati hasil yang sedap di pandang mata.

Sertu Buharman, salah satu pemilik ratusan bonsai di Kabupaten Sarolangun, saat bertemu dengan wartawan harian ini mengatakan, perlu komitmen yang kuat untuk merawat tanaman hias. Apalagi tanaman jenis pohon keras yang bisa hidup hingga ratusan tahun.

"Diperlukan ketelitian, ketangkasan, kesabaran untuk merawat tanaman-tanaman yang bisa hidup hingga ratusan tahun. Sebab, jika tidak dirawat dengan baik, maka hasilnya pun akan mengecewakan," kata pria yang saat ini bertugas di Koramil 02 Muara Limun sebagai Babinsa di Desa Teluk Tiga dan Desa Sungai Keramat, Kecamatan Cermin Nan Gedang.

Diceritakannya, bahwa kecintaannya terhadap tanaman sudah dirasakan sejak kecil. Dimana waktu itu dirinya selalu disuruh oleh orang tua untuk menanam segala macam tanaman. Ternyata, apa yang sudah ditanamnya, selalu tumbuh dan berbuah.

"Kata orang tua saya, tangan saya ini dingin. Artinya, sangat bagus untuk bercocok tanam. Makanya saya sampai saat ini sangat suka dengan tanaman," ujarnya.

Awal menggeluti dunia bonsai, kata pria yang menjadi anggota TNI AD sejak 1998 itu, dimulai sejak tahun 2003 lalu saat bertugas di Yonif 131/ Braja Sakti Payakumbuh, Korem 032 Wira Braja Padang, Kodam I Bukit Barisan.

"Waktu itu saya hanya punya beberapa tanaman bonsai saja. Dan itu selalu saya bawa saat berpindah tugas. Dan sebagian lagi ada juga yang saya titipkan di Payakumbuh, Sumbar. Karena memang tidak bisa dibawa seluruhnya," terangnya.

Namun saat ini, pria yang tinggal di Rt.22 Komplek LP, Kelurahan Aur Gading, Kecamatan Sarolangun itu, telah menyimpan ratusan tanaman bonsai. Dan dari ratusan bonsai yang dimilikinya, ternyata sebanyak 25 tanaman siap dipamerkan di tingkat Nasional.

"Saya memilki lima jenis bonsai, yakni Kawasita sejenis jeruk yang daunnya mirip daun petai, Asam Jawa, Lada-lada, Sancang yang biasa tumbuh di laut dan Ngiang Dusun,"terangnya.

Dijelaskannya, bahwa jenis tanaman bonsai merupakan penggelompokan tanaman langka. Dirinya termotivasi membudidayakan tanaman bonsai ini bertujuan agar tidak punah dimakan masa.

Bonsai sendiri berasal dari Jepang, yang artinya bon adalah pot dan sai artinya tanaman. Yang kemudian dipopulerkan pada tahun 1867 dan berkembang pesat di segala penjuru. Bonsai dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun dan memiliki nilai jual yang cukup fantastis.

Tanaman bonsai dirawat dengan cara mengkerdilkan kedalam pot berukuran kecil. Untuk menanam bonsai diperlukan kepandaian khusus seorang petani.

"Ada puluhan tanaman bonsai yang saya miliki siap di bawa kontest, rata-rata berusia 10-15 tahun. Dan itu saya rawat sejak kecil disela- sela waktu bertugas.

Ada bonsai yang menembus batu, tumbuh diatas batu dan tumbuh melilit batu," urainya.

Kedepan dirinya berharap, agar Pemerintah Kabupaten Sarolangun dapat membantu mengembangkan usahanya tersebut. Selain itu juga berharap nantinya ada organisasi atau kelompok pecintai bonsai di Kabupaten Sarolangun.

"Dan untuk masyarakat yang ingin mengetahui banyak manfaat serta membudidayakan Bonsai, tanaman hias, tanaman rempah- rempah, tanaman obat, bisa datang langsung ke rumah saya. Mari belajar menanam tanaman secara bersama-sama," pungkasnya. (*)


Berita Terkait



add images