iklan TERDAMPAR: Atlet renang DKI ikut merasakan gejolak di Bandara Hongkong. Mereka terdampar beberapa jam karena bandara ditutup. (dari kiri ke kanan) Pelatih Renang DKI Jakarta Albert Sutanto,Gagarin Nathaniel Yus, Felix Sutanto, Herman Yus bersama rombongan yang terjebak di International Hongkong Airport, Senin (12/8/2019). (PRSI DKI Jakarta )
TERDAMPAR: Atlet renang DKI ikut merasakan gejolak di Bandara Hongkong. Mereka terdampar beberapa jam karena bandara ditutup. (dari kiri ke kanan) Pelatih Renang DKI Jakarta Albert Sutanto,Gagarin Nathaniel Yus, Felix Sutanto, Herman Yus bersama rombongan yang terjebak di International Hongkong Airport, Senin (12/8/2019). (PRSI DKI Jakarta )


Namun, problem datang ketika rombongan hendak kembali ke Jakarta Senin lalu (12/8). Dengan jadwal penerbangan pukul 19.05.

Rombongan tim renang DKI Jakarta sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Hongkong pukul 15.45. Mereka mendapati bandara sudah penuh sesak oleh massa berbaju hitam itu. Aktivitas penerbangan lumpuh.

Di antara 23 anggota kontingen, kata Albert, hanya 22 orang yang kembali ke Indonesia. Satu orang memilih tetap tinggal.

“Ya, kami bingung di tengah-tengah demonstran mau ngapain,” kenang dia.

Mereka mencoba datang ke konter Cathay Pacific, maskapai penerbangan yang mereka pilih untuk kembali ke Jakarta. Tidak ada orang. “Ke pusat informasi, petugasnya bilang tidak tahu. Penerbangan di layar tahu-tahu canceled semua,” jelas Albert.

Pasrah. Tidak tahu berapa lama telantar di bandara. Pikiran Albert hanya satu saat itu: mencari toko atau restoran yang buka untuk makan.

Apes, semua toko dan restoran di terminal 3 tutup. Albert dan para atlet kemudian menuju terminal 2. “Infonya, di sana masih ada yang buka,” imbuhnya.

Dan ternyata benar. Ada beberapa restoran dan minimarket yang buka. Para atlet dan pelatih lantas membeli makanan dan minuman untuk bekal jika sampai malam masih terkatung-katung di bandara. “Kami jadi pelanggan terakhir yang beli. Setelah itu tutup,” ujar mantan perenang nasional tersebut.

Setelah toko dan restoran tutup, mau tidak mau mereka harus ngemper sambil berusaha menghubungi KJRI. Dalam unggahan Instagram story I Gede Siman Sudartawa, tampak Felix Sutanto, pelatih renang DKI Jakarta lainnya yang juga saudara kembar Albert, sampai menggunakan poster sebagai alas dan tas sebagai bantal tidur.

Saat itu pendemo sudah berangsur meninggalkan bandara. Dan, meninggalkan poster protes mereka begitu saja.



Berita Terkait



add images