iklan SEMAKIN PARAH: Kabut asap semakin parah di Kota Tarakan mengakibatkan sejumlah penerbangan tertunda, kemarin (14/9).
SEMAKIN PARAH: Kabut asap semakin parah di Kota Tarakan mengakibatkan sejumlah penerbangan tertunda, kemarin (14/9). (Ifransyah/Radar Tarakan/Jawa Pos Group)

Namun, Pasar Perempatan Alengka masih berdenyut. Kendatipun para pedagang dan pembeli harus buka tutup masker saat bertransaksi.

Tera Piliang yang saya temui setelah berbelanja bercerita, dirinya adalah satu di antara sedikit anggota keluarganya yang masih beraktivitas di luar ruangan saat musim-musim asap seperti ini. Dari pasar dia hendak menuju tempat kerjanya di sebuah kedai kopi menaiki angkot. ”Kalau anak-anak sudah saya kurung di dalam ruangan,” tuturnya.

Sejak Selasa (10/9) Pemprov Riau dan pemerintah kota/kabupaten di sana memang meliburkan secara bertahap seluruh aktivitas pendidikan. Niat awalnya memang agar para pelajar dan mahasiswa tidak terlalu banyak terpapar udara yang tercemar jerubu di luar ruangan.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Semakin banyak waktu bagi mereka untuk bermain di luar. Contohnya saya saksikan Jumat pagi lalu itu di sekitar Jalan Nanas di Kecamatan Sukajati, Kota Pekanbaru. Sekelompok anak-anak bermain riang di halaman deretan ruko.

Satu di antara mereka adalah Afriani. Empat hari sebelumnya dia muntah-muntah di sekolahnya, SDN 153 Pekanbaru.

Pada masa-masa pagebluk jerubu seperti sekarang ini, kesehatan anak-anak memang paling rentan anjlok. Afriani menuturkan, Senin lalu (9/9), saat terakhir dia sekolah, ada tiga kakak kelasnya yang juga muntah-muntah.

”Dibawa ke UKS (unit kesehatan sekolah),” cerita dia di samping sang ibu Wasni, saat saya berkunjung ke rumah mereka.

Afriani lantas diantarkan pulang oleh salah seorang guru ke rumah. Wasni kemudian membawa sang buah hati ke RS Santa Maria untuk diasapi. Sampai Jumat (13/9), Afriani sudah lebih dari sepuluh kali diasapi.

Tapi, kabut asap terbukti tidak hanya melemahkan anak-anak. Kuni Masrohanti, salah seorang wartawati Riau Pos yang menghabiskan hari-harinya berkeliling Pekanbaru dengan sepeda motor, pun merasakan jahatnya asap.


Berita Terkait



add images