iklan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Faisal R Syam)

Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, BUMN yang bermasalah dan merugi sudah banyak yang berkurang, kata dia, umumnya kerena mengalami masalah struktural.

“Jadi memang ada yang memang harus dirombak habis karena bisnisnya memang sudah ketinggalan zaman dan harus disesuaikan. Tapi untuk ini harus didasarkan kajian yang sangat matang terkait modal pemerintah yang harus dikeluarkan. Menurut saya ada baiknya BUMN seperti ini lebih baik ditutup saja,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (27/10).

Piter mencontohkan BUMN yang tengah bermasalah ada Krakatau Steel. Dia menilai perusahaan BUMN itu cukup starategis dan harus dikelola dengan baik sehingga menguntungkan negara.

“Untuk bisnis seperti ini, menimbang posisi strategisnya serta permasalahannya lebih pada pengelolaan, pemerintah menurut saya harusnya lebih berani dan fokus memperbaiki kinerjanya. Demikian juga dengan BUMN-BUMN strategis lainnya,” tukas dia.

Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno mengatakan di tahun 2019, perusahaan BUMN yang mengalami rugi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018. Tahun ini di bawah 12 perusahaan. Antara lain perusahaan pelat merah yang merugi adalah Garuda Indonesia, Krakatau Steel dan Indofarma.(din/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images