iklan Sejumlah kendaraan pemudik melintas di jalur selatan, kawasan Nagreg, Jawa Barat, Minggu dini hari (2/5/2019). Beberapa titik rawan kemacetan seperti Nagrek, Malangbong dan Gentong terlihat lancar walaupun sedikit tersendat. Masyarakat yang akan mudik dengan melintasi jalur selatan Jawa Barat diminta waspada. Sebab selain jalan yang berliku, ruas yang dilintasi pemudik rawan kecelakaan.
Sejumlah kendaraan pemudik melintas di jalur selatan, kawasan Nagreg, Jawa Barat, Minggu dini hari (2/5/2019). Beberapa titik rawan kemacetan seperti Nagrek, Malangbong dan Gentong terlihat lancar walaupun sedikit tersendat. Masyarakat yang akan mudik dengan melintasi jalur selatan Jawa Barat diminta waspada. Sebab selain jalan yang berliku, ruas yang dilintasi pemudik rawan kecelakaan. (Iwan tri wahyudi/ FAJAR INDONESIA NETWORK)

Budi mengatakan untuk jumlah armada, sebanyak 50 ribu unit bus telah disediakan. Sedangkan untuk kapal penyeberangan sebanyak 228 unit, kereta api 439 unit, kapal laut 1.293 armada, dan pesawat sebanyak 495 unit.

Selain itu, Budi juga membeberkan enam langkah yang akan dilakukan pihaknya dalam mengatisipasi lonjakan arus mudik.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membatasi operasional kendaraan angkutan barang.

“Kami memang usaha lakukan upaya meningkatkan kualitas. Apa yang dilakukan di antaranya membatasi operasi mobil angkutan barang tanggal 20,21, 25, 31 Desember, dan 1 Januari,” tutur Budi.

Langkah kedua, melakukan inspeksi terhadap kendaraan kelebihan dimensi dan muatan atau ODOL (over dimension and over load). Hal itu sejalan dengan pengecekan sarana dan prasarana transportasi darat oleh Kemenhub.

“Di darat, penyeberangan kita lakukan pengecekan kesiapan prasarana jalan dan angkutan umum, sosialisasi keselamatan ke pengemudi, pintu tol, inspeksi angkutan umum rampcheck, mengoptimalkan kedatangan dan kecepatan kapal, mengawasi ODOL,” jelasnya.


Berita Terkait