JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Rencana pemusnahan 20 ribu beras Perum Bulog menuai penolakan dari masyarakat. Salah satunya, dari pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Pedagang menilai pemusnahan beras itu sangat mubazir.
“Kenapa dimusnahkan kalau masih bisa dimakan,” ujar Ketua Umum APPSI, Ferry Jualiantono, di Jakarta, Senin (2/12).
Pedagang, kata dia, pedagang siap mengelola beras yang rusak menjadi layak konsumsi, selanjutnya segera didistribusikan kepada masyarakat yang tidak mampu.
“Hibahkan saja beras kepada kami, dan kami siap mengolah dan mendistribuskannya. Karena masih banyak rakyat yang membutuhkan ketimbang dimusnahkan,” kata dia.
Pemusnahan 20 ribu ton beras tentu membutuhkan dana anggaran yang tidak sedikit. Karenanya, dengan menghibahkan beras tersebut, maka Bulog akan menekan pengeluaran negara.
Pihaknya juga menyoroti simpanan beras harus diubah dengan menyesuaikan musim panen dan jumlah pasokan beras. Dengan demikian, beras bisa disimpan dalam bentuk gabah yang mana memiliki waktu penyimpanan yang lebih lama dibandingkan dengan beras butir.
“Bulog seharusnya bisa alert (waspada) manakala stok beras di gudang ada yang sampai setahun. Bulog sebaiknya sekarang menyimpan gabah kering giling di gudang yang lebih tahan lama,” tuturnya.