JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Latar belakang asal dan suku tidak berpengaruh signifikan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi 2020. Ini terlihat dari data riset lembaga survei Charta Politika yang dirilis di Swissbel Hotel, beberapa hari lalu.
Direktur Riset Charta Politika, Muslimin mengatakan, kesimpulan ini diambil setelah melihat data demografi masyarakat Provinsi Jambi. Misalnya beberapa suku yang merupakan masyarakat asli tidak dominan dari sisi segi populasinya.
Misalnya ada suku Melayu, suku Jawa, Kerinci dan beberapa suku lainnya. Sehingga pihaknya mencoba memotret tanggapan publik terhadap adanya putra daerah dan tidak putra daerah yang maju di Pilkada.
“Ini karena seringkali muncul dalam Pilgub, isu kesukuan atau putra daerah. Makanya kita mencoba merespon untuk melihat tanggapan public,” ujarnya.
Hasilnya, kata Muslimin, masyoritas masyarakat memandang sama saja putra daerah atau tidak putra daerah. Begitu pula dengan suku, ketika pihaknya mengajukan pertanyaan apakah suku tertentu cukup diminati atau tidak, hasilnya juga sama.
“Saya ingin katakan pemilih kita di Jambi lebih demokratis. Kemudian lebih terbuka dari sisi putra daerah atau bukan putra daerah. Begitupun dengan kesukuan,” ucapnya.
Sehingga jika isu itu dimaikan salah satu calon, maka perlu untuk berhati-hati. Karena tidak semua masyarakat setuju bahwa factor kesukuan atau putra daerah dan tidak putra daerah bisa mempengaruhi pilihan. “Sekali lagi, temuan kami melihat karena masyarakat kita sangat heterogen,” terangnya.