iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Dalam risetnya, Muslimin tidak menampik responden yang menginginkan putra daerah. Namun angka itu sangat kecil dan tidak dominan. “Meskipun ada, jumlahnya sangat kecil,” sebutnya.

Dari Pilgub sebelumnya, kombinasi putra daerah dengan bukan putra daerah, suku jawa dengan suku lainnya sering menjadi isu besar untuk menguatkan pasangan.

Padahal temuannya pihaknya menunjukan hal itu tidak menjadi factor dominan karena yang lebih penting menurut masyarakat calon yang dipilih lebih kepada rekam jejak. “Ini temuan kita. Rekam jajak jauh lebih penting diperhatikan public dalam menentukan pilihannya,” katanya.

Kemudian visi misi dan program yang di tawarkan. Sehingga siapa kepala daerah atau politisi yang dinilai berhasil membangun daerah itu lebih diterima. “Jadi kesimpulan kita, putra daerah atau tidak bukan factor dominan yang menentukan orang memilih,” tukasnya. (aiz)


Berita Terkait



add images