JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Kongsi PT Pertamina dan Saudi Aramco membuat perusahaan baru untuk membangung Kilang Cilacap beredar luas. Skema baru yang dibuat ini sebagai solusi untuk mempercepat target yang diminta Presiden Joko Widodo.
Nah, skema yang akan digunakan untuk pengembangan Kilang Cilacap, ternyata mengadopsi konsep Kilang Balikpapan yakni tidak menerapkan spin-off pada kilang eksisting. Artinya, kongsi ini lebih menekankan pada pembangunan kilang baru.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebenarnya sudah memberikan kode ini sejak sepekan lalu. Skema ini dilakukan karena menguntungkan keduabelah pihak. ”Ya bentuk perusahaan patungan untuk memenuhi fasilitas kilang baru di Cilacap,” jelasnya, kemarin.
Standar perhitungannya pun sederhana. Aset eksisting yang dimiliki Pertamina tetap dimasukan. Dengan begitu Pertamina menjadi pemilik mayoritas proyek RDMP Cilacap. ”Akuisisinya Kilang Cilacap, Pertamina memiliki saham mayoritas 55 persen dan Saudi Aramco menguasai 45 persen,” jelasnya
Disinggung bagaimana dengan kilang-kilang lainnya yang sebelumnya ditekannya oleh Presiden, Nicke mengaku terus menggali informasi guna opsi-opsi yang diharapkan Istana.
Salah satu opsi yang masuk akal adalah kemitraan. Salah satunya dengan Overseas Oil and Gas (OOG) LLc, salah satu perusahaan asal Oman. Sayangnya dia enggan memeberikan bocoran konsep detail opsi kemitraan yang dimaksud.
”Ya proses pembangunan kilang tidak akan terganggu. Itu dulu yang pertama. Step by step kita terus mencari kepastian dalam skema kemitraan. Semua kan harus dihitung bagaimana tawarannya. Bagaimana pengerjaan proyeknya, sampai lahanya. Ya mirip dengan Cilacap, yang sekarang terus jalan,” terangnya.