iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMVIUPDATE.CO, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2020 di level 0,39 persen dan inflasi tahunan sebesar 2,69 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, inflasi disebabkan kenaikan komoditas bahan makanan, minuman, dan tembakau. “Sumbangan inflasi dari kelompok ini mencapai 1,62 persen. Kontribusi terbesar disumbang oleh cabai merah, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, beras dan rokok,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/2).

Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan 0,12 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,13 persen.

Untuk kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,09 persen, kelompok kesehatan 0,42 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,18 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,19 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,46 persen.

Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah transportasi sebesar 0,89 persen dan kelompok pendidikan 0,14 persen.

Adapun dari 11 kelompok pengeluaran, sebanyak 6 kelompok memberikan kontribusi terhadap inflasi, 2 kelompok memberikan sumbangan deflasi, dan 3 kelompok tidak memberikan andil terhadap inflasi.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil 0,41 persen terhadap inflasi, kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga 0,03 persen, kelompok kesehatan 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,02 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberi sumbangan terhadap deflasi yakni kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok pendidikan 0,01 persen.

Sedangkan pengeluaran yang tidak memberikan andil adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.

VP Economist Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, kenaikan inflasi sesuai dengan proyeksi, di mana sesuai dengan musiman pada awal tahun oleh sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan seperti beras, cabai, bawang merah dan bawang putih.

“Ini memang musiman disebabkan beberapa komponen utama meningkat. Kita lihat komoditas beras, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit cenderung meningkat di akhir tahun, dan ini pendorong inflasi,” ujar dia.

Selain itu, inflasi juga disebabkan oleh kenaikan penyesuaian tarif cukai rokok dan BPJS Kesehatan dan kenaikan dari 7 menjadi 11 komoditas utama, sehingga penyumbang terbesar inflasi dari kenaikan tembakau. “Sedangkan deflasi disumbang oleh moda transportasi seperti turunnya harga tiket pesawat terbang,” kata dia.

Dia sebelumnya memprediksi inflasi bulan Januari 0,42 persen. Menurut dia, inflasi tersebut masih cenderung stabil karena sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan.

Kepala Ekonom PT BNI Tbk, Ryan Kiryanto mengatakan, besaran inflasi yang diumumkan BPJS tidak jauh dari prediksinya, yakni 0,42 persen dan inflasi tahunan 2,82 persen.

“Inflasi Januari 2019 tercatat sebesar 0,32 persen, ada kenaikan tipis 0,07 persen, kemungkinan karena faktor abnormal, yaitu banjir pada awal tahun sehingga membuat beberapa barang mengalami lonjakan harga,” ujar dia.

Untuk inflasi tahunan, Ryan menuturkan perlu dicermati juga lonjakan dari andil sektor kesehatan yang sebesar 0,42 persen secara tahunan dan andil sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya yang tercatat menyentuh 0,46 persen.

Karena itu, dia meminta pemerintah dan tim pengendali inflasi untuk mencermati pergerakan harga kelompok bahan pokok, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sebab komoditas tersebut cenderung kelompok penyumbang inflasi terbesar.


Berita Terkait



add images