JAMBIUPDATE.CO, BEIJING – Para ilmuwan Cina menduga kuat, bahwa hewan Trenggiling yang terancam punah berkontribusi besar dalam memfasilitasi penyebaran virus corona tipe baru di seluruh Cina.
Lembaga Kesehatan Cina mencatat, hingga Jumat (7/2) setidaknya 31.161 orang terinfeksi dan 636 meninggal akibat virus corona, yang kini sudah menyebar ke lebih dari 25 negara.
Para peneliti di Universitas Pertanian Cina Selatan mengidentifikasi mamalia bersisik itu sebagai biang perantara potensial. Menurut mereka, virus corona baru, yang muncul di pasar hewan hidup di Kota Wuhan, Cina tengah, akhir tahun lalu diyakini berasal dari kelelawar. Namun para peneliti menduga, mungkin ada biang perantara dalam penularan ke manusia.
Dilaporkan kantor berita resmi Xinhua, setelah menguji lebih dari 1.000 sampel hewan liar, para ilmuwan universitas menemukan urutan genom virus yang ditemukan pada trenggiling 99 persen identik dengan yang ada pada pasien virus corona.
Trenggiling dianggap sebagai hewan yang paling diperdagangkan di planet ini dan lebih dari satu juta diambil dari hutan Asia dan Afrika dalam 10 tahun terakhir, menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Mereka dijual di pasar Cina dan Vietnam, sisiknya digunakan untuk pengobatan tradisional meskipun tidak memiliki manfaat medis dan daging mereka dibeli di pasar gelap.
Cina pada Januari memerintahkan larangan sementara perdagangan hewan liar sampai wabah itu terkendali. Negara ini sejak lama dituduh oleh para konservasionis menoleransi perdagangan gelap hewan langka untuk makanan atau sebagai bahan obat-obatan tradisional.
Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang menewaskan ratusan orang di Cina dan Hong Kong pada 2002-2003 juga ditelusuri disebabkan hewan liar. Para ilmuwan mengatakan, SARS kemungkinan berasal dari kelelawar, yang kemudian menjangkau manusia melalui musang. (der/fin)
Sumber: www.fin.co.id