iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Pemerintah menyiapkan empat langkah strategis dalam menjaga laju inflasi dengan sasaran 2 persen sampai 4 persen pada tahun ini. Dengan inflasi yang rendah dan stabil diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan empat langkah tersebut, yakni pertama, Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), pemerintah dan Bank Indonesia (BI), akan menjaga inflasi volatile food dalam kisaran 4,0±1 persen dengan memperkuat empat pilar strategi yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K), sejalan dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2019-2021.

Kedua, TPIP sepakat untuk meningkatkan efektivitas program-program perlindungan sosial dan penyaluran subsidi tepat sasaran dalam rangka menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga. Ketiga, TPIP akan Memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi masyarakat.

Keempat, TPIP berkomitmen untuk memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan Rakornas Pengendalian Inflasi pada Juni 2020 dengan tema “Stabilitas Harga Menuju Indonesia Maju: Sinergi Meningkatkan Ketersediaan Pangan melalui Korporatisasi dan Digitalisasi UMKM”.

Airlangga mengungkapkan, sinergi kebijakan yang telah ditempuh pemerintah dan BI tahun lalu terbukti dapat menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2019 tetap rendah terkendali pada level 2,72 persen (yoy) dan berada dalam kisaran sasaran 3,5±1 persen.

“Pencapaian ini merupakan yang terendah selama dua dekade terakhir, dan melanjutkan tren terjaganya realisasi inflasi pada kisaran sasaran selama lima tahun terakhir,” tutur Airlangga.

Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai target inflasi 2 persen sampai 4 persen tidak mudah tercapai. Ada dua faktor.

Pertama, virus corona menyebabkan pasokan impor beberapa barang dari Cina menjadi sangat terbatas. Misalnya bawang putih. “Kalau wabah virus corona berlangsung lama maka dampaknya terhadap inflasi akan cukup tinggi. Belum barang-barang lain yang membutuhkan bahan baku dari Cina,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Kamis (13/2).

Kedua, kebijakan pemerintah yang menaikkan cukai rokok, serta mengubah skim subsidi gas dan listrik akan mendorong kenaikan inflasi.


Berita Terkait



add images