Bu Ani sendiri tahu kalau akan ada museum ini. Kan sejak tahun 2015 sudah dibicarakan –ketika Bu Ani masih sangat sehat.
”Pasti sekarang ini almarhumah juga melihat kita di sini dari atas sana,” ujar Pak SBY di atas podium.
Saat dirawat di rumah sakit di Singapura pun Bu Ani masih ikut membahas rencana pembangunan museum ini. ”Khususnya mengenai detail isi ruang bagian Bu Ani,” ujar Pak SBY.
Tapi apakah Bu Ani sempat tahu kalau lokasi yang dipilih adalah di tempat sekarang ini?
”Beliau tahu,” jawab Ossy Darmawan, direktur museum ini pada DI’s Way.
Apakah beliau sempat meninjau lokasi ini?
”Tidak sempat. Tapi lokasi ini sudah dibuatkan videonya. Beliau sempat melihat video itu,” ujar Ossy.
Syukurlah.
Dua tahun lagi museum itu akan jadi. Itulah museum ketiga di Indonesia –untuk jenisnya.
Yang pertama adalah Museum Presiden Soekarno di Blitar. Di dekat makamnya itu. Itulah museum yang lebih terasa aspek spiritualnya –yang membuat pengunjungnya sangat banyak.
Yang kedua adalah Museum Presiden Soeharto di Desa Godean, Jogjakarta. Pembangunannya terasa seperti diam-diam. Yang membangun memang hanya satu pihak: Probosutedjo, pengusaha besar yang tak lain adik tiri Pak Harto.
Konon anak-anak Pak Harto tidak dilibatkan. Saya sendiri merasa museum itu tidak sekelas peran Pak Harto di Republik ini. Bahkan patung besar Pak Harto di depannya itu seperti bukan Pak Harto.
Pak Habibie, Gus Dur, dan Bu Megawati belum membangun museum seperti itu. Entahlah.
Tapi di kompleks Istana Bogor sudah ada museum kepresidenan. Yang dibangun di zaman Pak SBY. Di situlah jejak pengabdian semua presiden Indonesia tersajikan. Sejak Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY sendiri.
”Bahkan ruang untuk masa kepresidenan Pak Jokowi juga sudah kami siapkan di situ,” ujar Pak SBY.
Di acara kemarin itu begitu terasa dalamnya kehilangan Bu Ani. Pak SBY masih terlihat begitu sendu.
”Biasanya kalau kami ke Pacitan sering lewat Jogja. Begitu sering. Bu Ani hafal kelokannya. Termasuk di mana saja warung yang harus disinggahi,” kisah Pak SBY. ”Kali ini kami ke Pacitan tidak berani lewat Jogja. Kenangan dengan Bu Ani itu masih begitu kuatnya,” ujarnya.
Meski Bu Ani lahir di Jogja dari ayah Purworejo dan ibu Magelang, katanya, tapi sangat cinta Pacitan.
Maka almarhumah pun setuju museum ini dibangun di Pacitan.
”Dan memang museum ini kami bangun sebagai tanda cinta saya, cinta kami sekeluarga, kepada Ibu Ani,” ujar Pak SBY.
Abadilah cinta. (dahlan iskan)