JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus bekerja keras untuk meningkatkan produksi migas melalui upaya mempercepat konversi cadangan ke produksi. Langkah ini ditempuh dengan mempercepat proses Plan Of Development (POD) terhadap lapangan migas yang ditemukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Rekor POD I tercepat berhasil ditorehkan oleh SKK Migas dalam 1 dekade terakhir, yaitu POD I Kaliberau Dalam. POD I Kaliberau Dalam berhasil diselesaikan dan mendapat persetujuan Menteri ESDM hanya dalam waktu 22 bulan sejak ditemukannya lapangan tersebut.
Lapangan Kaliberau Dalam merupakan salah satu lapangan migas giant discovery di tahun 2019, Wilayah Kerja Sakakemang yang dioperasikan oleh KKKS Repsol Sakakemang B.V. (sebelumnya Talisman Sakakemang B.V.).
Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffe A Suardin menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan produksi migas dalam jangka panjang secara berkelanjutan dapat dilakukan jika cadangan migas yang ditemukan dapat dikonversi menjadi produksi.
“Keberhasilan POD I Kaliberau Dalam ini adalah milestone penting dan menunjukkan investasi di sektor ini masih menarik meskipun situasi industri migas masih dibayang-bayangi dengan belum teratasinya pandemi Covid-19. Hal ini semakin menambah keyakinan kami bahwa target 1 juta barrel per hari minyak dan 12 milyar kubik feet perhari gas di tahun 2030 dapat kami raih jika kami dapat terus mempertahankan kemampuan untuk mempercepat proses POD dari setiap lapangan migas yang ditemukan,” kata Jaffe.
Salah satu kontribusi utama dalam upaya meningkatkan produksi migas menuju target 1 juta barrel per hari minyak dan 12 milyar kubik feet perhari gas di tahun 2030 adalah mempercepat upaya mengubah reserve to production.
Terlebih secara alamiah produksi migas existing mengalami penurunan setiap tahun. Maka jika tidak dilakukan upaya merubah reserve to production, dalam jangka panjang produksi migas akan menurun.
Deputi Perencanaan SKK Migas menambahkan pada POD I Lapangan Kaliberau Dalam akan memproduksi raw gas sebesar 460 BSCF (technical limit) dengan economic limit sebesar 445 BSCF. Adapun perkiraan produksi minyak kondesat sebesar 0.17 MMSTB. Produksi Lapangan Kaliberau Dalam berasal dari 2 sumur yaitu 1 (satu) re-entry KBD-2XST1 dan 1 (satu) sumur pengembangan.
“Perkiraan pendapatan pemerintah dari POD I Kaliberau sebesar US$ 413 juta,” ujar Jaffe.
Tidak hanya pembahasan POD I Kaliberau Dalam yang relatif cepat, tetapi juga target onstream proyek ini jauh lebih cepat dari rata-rata cycle waktu proyek hulu migas.