iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Issak Ramdhani/Fajar Indonesia Network)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus berupaya mengungkap identitas korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, rute Jakarta-Pontianak. Sementara Tim Basarnas terus berupaya mencari CVR (Cockpit Voice Recorder) untuk mempercepat proses pengungkapan penyebab tragedi.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan Tim DVI Polri kembali mengidentifikasi lima jenazah korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182.

“Hasil identifikasi dari tim DVI hari ini (Minggu, 17/1) berhasil mengidentifikasi lima korban,” ujarnya di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, Minggu (17/1).

Diungkapkannya, korban-korban yang berhasil diidentifikasi yaitu Yunni Dwi Saputri, Iuskandar, Oke Durrotul Jannah, dan Fao Nuntius Zai yang merupakan bayi berusia 11 bulan.

Adapun untuk satu korban lainnya, pihak keluarga meminta agar identitas yang bersangkutan tidak dipublikasikan.

“Kami harus menghargai, menghormati keinginan keluarga, ada satu (keluarga) korban yang menginginkan agar identitasnya tidak disampaikan. Sekali lagi ini patut kita hargai dan patut kita hormati,” kata Rusdi.

Rusdi mengatakan bahwa kelima korban tersebut berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA.

Dengan demikian, hingga Minggu petang total jenazah korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri berjumlah 29 orang.

Dia juga mengatakan pihaknya juga kembali menyerahkan jenazah korban ke pihak keluarga. Kai ini tiga jenazah diserahkan ke pihak keluarga.

“Hari ini tim DVI dan rumah sakit telah menyerahkan tiga jenazah korban kepada keluarga,” ujarnya.

Ketiga jenazah yang diserahkan tersebut masing-masing atas nama Arifin Ilyas, Makrufatul Yeti, dan Khasanah.

Dengan demikian hingga Minggu petang jumlah keseluruhan jenazah korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 yang telah diserahkan kepada pihak keluarga sebanyak 15 orang.

“15 jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” kata Rusdi.

Sementara Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya terus bekerja maksimal untuk mengungkap seluruh identitas jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182. Hingga Minggu (17/1) tim DVI secara keseluruhkan telah menerima 188 kantong jenazah berisi bagian tubuh (body part).

“Kami telah menerima total 188 kantong body part. Yang semua itu terdiri dari 162 yang telah kami periksa dan sisanya 26 yang sedang kami periksa,” ujarnya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (17/1).

Proses identifikasi korban Sriwijaya Air terus dilakukan dengan mencocoknya sample Deoxyribonucleic Acid (DNA). Tim DVI telah menerima sebanyak 351 sampel DNA yang terbagi atas dua jenis, yaitu sampel postmortem dan antemortem.

“Terdiri 208 dari sampel postmortem dan 143 dari antemortem. Jadi ada beberapa sampel antemortem yang sedang kami kejar, kami collect untuk dilakukan pemeriksaan lanjut, salah satunya adalah sampel yang dari Jawa Tengah. Karena untuk DNA, pemeriksaan DNA itu kalau jenis kelamin nya sama, kami harus melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam untuk menentukan si A si B-nya,” terangnya.

Sedangkan Kepala Divisi TIK (Teknologi Informasi Komputer) PT Jasa Raharja (Persero), Tri Haryanto pada Minggu (17/1) pagi mengatakan beberapa korban yang telah teridentifikasi telah menerima santunan.

“Dari 24 korban yang sudah teridentifikasi, 17 korban telah kami serahkan (santunan),” ungkapnya.

Tri juga mengungkapkan, santunan itu diberikan Jasa Raharja usai tim DVI Polri mengungkap identitas korban.

“7 Korban lainnya masih proses penyelesaian karena korban tersebar di 13 provinsi dan 26 kota kabupaten,” katanya.

Adapun santunan itu diberikan pada ahli waris sebesar Rp50 juta pada setiap korban sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 15 Tahun 2017.

Santunan tersebut merupakan komitmen Jasa Raharja untuk memberikan pelayanan terbaik, mudah, cepat, dan tepat sebagai wujud negara hadir bagi korban kecelakaan alat angkutan umum dan dapat meringankan beban bagi keluarga yang ditinggalkan.

Terpisah, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas ) Bambang Suryo Aji mengatakan pihaknya belum memutuskan untuk memperpanjang kembali operasi SAR Sriwijaya Air. Keputusan ditentukan setelah melakukan evaluasi.

“Kita melihat hasil nanti karena kan perpanjangan pertama itu sampai Senin (18/1). Nanti kita evaluasi apakah mau diperpanjang atau tidak menunggu hasil evaluasi besok,” ujarnya di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dikatakannya, beberapa pertimbangan memperpanjang operasi antara lain CVR belum ditemukan. Selain itu, bagian tubuh korban masih terus ditemukan.

“Kita lihat situasi di lapangan kemudian juga ada beberapa instrumen pesawat yang belum ditemukan seperti CVR dan lain-lain. Kemudian korban juga saya lihat setiap hari masih banyak kita mengevakuasi bagian tubuh korban. Kita lihat perkembangannya apakah di sana berkurang atau lain karena pengaruh terbawa arus dan sebagainya,” ungkapnya.


Berita Terkait



add images