iklan Calon penumpang KA mengembuskan napas pada kantong plastik untuk tes GeNose di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, kemarin (3/2).
Calon penumpang KA mengembuskan napas pada kantong plastik untuk tes GeNose di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, kemarin (3/2). (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Deteksi Covid-19 menggunakan GeNose mulai diuji coba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, kemarin (3/2). Rencananya, hasil inovasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga diuji coba di Stasiun Tugu, Jogjakarta, besok (5/2).

Uji coba penggunaan GeNose di Stasiun Pasar Senen dihadiri Menristek Bambang Brodjonegoro dan Menhub Budi Karya Sumadi. Penumpang kereta api terlihat berjejer antre untuk meniup kantong plastik yang telah disiapkan. Kantong plastik yang sudah menggembung dimasukkan ke alat GeNose. Terakhir, penumpang menerima kertas berisi hasil pengecekan.

Setelah itu, muncul di layar informasi apakah penumpang berstatus negatif atau positif Covid-19.

Bambang menyatakan, skrining GeNose berjalan kurang dari tiga menit untuk satu penumpang. Dia menjelaskan, harga satu unit alat GeNose sekitar Rp 63 juta. Alat tersebut mampu digunakan sampai 100 ribu pengecekan napas. KAI menetapkan tarif deteksi GeNose hanya Rp 20 ribu per orang.

Baca juga: Setelah GeNose, i-nose Menyusul

Bambang menjelaskan, GeNose adalah alat deteksi orang yang terpapar Covid-19. Objek pengamatannya adalah senyawa di pernapasan. ’’Ada senyawa (dalam napas, Red) yang membedakan orang terpapar (Covid-19) atau tidak,’’ katanya. Deteksi dengan GeNose lebih nyaman karena lubang hidung tidak perlu dicolok.

Bambang menjelaskan, GeNose memiliki tingkat akurasi 93–95 persen dengan sensitivitas 89–92 persen dan spesivitas 95–96 persen. GeNose mendeteksi volatile organic compound (VOC) di dalam napas seseorang. Alat itu mampu mendeteksi seseorang yang baru terpapar Covid-19 dalam waktu dua hari terakhir. Berbeda halnya dengan tes PCR maupun rapid test antigen. GeNose juga berbasis kecerdasan artifisial sehingga kemampuannya semakin maksimal ketika sering digunakan.

Meskipun memiliki tingkat akurasi yang tinggi, penggunaan GeNose bukan gold standar untuk diagnosis Covid-19 layaknya swab test PCR. Karena itu, jika ditemukan seseorang yang positif Covid-19 dari penggunaan GeNose, perlu dilihat lagi kepastiannya melalui swab test PCR.

Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk tahap awal, GeNose digunakan di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Tugu. Setelah itu dikembangkan ke stasiun kereta api lainnya. Termasuk ke moda transporstasi lain seperti udara dan laut. Dengan digawangi tenaga yang terampil, Budi menyatakan bahwa pengecekan GeNose di stasiun dapat mencapai 2 ribu orang dalam satu jam.

Dia menjelaskan, inovasi GeNose tidak tiba-tiba saja muncul. Tetapi melalui riset dan pengembangan yang panjang. GeNose juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Dia mengapresiasi UGM atas inovasi GeNose tersebut. ’’Murah, tidak menyakitkan, dan buatan Indonesia,’’ tuturnya.

Budi mengungkapkan, GeNose akan menambah opsi bagi masyarakat untuk mengecek kesehatan selain rapid test antigen dan PCR.

Penggunaan GeNose sebagai salah satu syarat perjalanan kereta api jarak jauh selain rapid test antigen dan PCR tercantum dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021. Kemudian, Kemenhub menindaklanjutinya dengan menerbitkan Surat Edaran No 11 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

SE 11/2021 itu menyebutkan bahwa individu yang akan melakukan perjalanan menggunakan KA antarkota mulai 26 Januari sampai 8 Februari 2021 wajib menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan GeNose atau rapid test antigen atau RT-PCR yang menyatakan negatif Covid-19. Pengambilan sampel maksimal 3 x 24 jam sebelum jam keberangkatan untuk perjalanan KA antarkota di Pulau Jawa dan Sumatera.(jawapos)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images