Oleh: Dahlan Iskan
HARI ini ada peringatan hari kemerdekaan Amerika Serikat. Besar-besaran. Lho! Hari ini kan tanggal 19 Juni? Bukankah seharusnya 4 Juli?
Itulah.
Bagi orang kulit hitam hari kemerdekaan Amerika yang sebenarnya adalah 19 Juni 1865. Bukan 4 Juli 1776.
Itulah hari hilangnya perbudakan di Amerika Serikat secara tuntas. Yakni dua tahun setelah Presiden Abraham Lincoln mengesahkan UU anti diskriminasi. Lincoln sendiri kemudian mati ditembak oleh ekstremis kulit putih.
Empat hari lalu eksistensi “19 Juni” itu sudah kukuh. Menjadi resmi. Hari itu DPR Amerika menyetujui UU baru: Juneteenth National Independence Day.
Maka bertambahlah hari libur nasional Amerika: tiap 19 Juni. Sudah lama Amerika tidak menambah hari libur. Terakhir tahun 1983 lalu, ketika Presiden Ronald Reagan mengesahkan UU Baru untuk menghormati terbunuhnya pejuang persamaan hak Dr Martin Luther King Jr.
Ada yang menggelitik saat diadakan pemungutan suara 4 hari lalu: 14 orang menolak. Yang 415 orang setuju. Yang menolak itu semuanya dari Partai Republik.
Di antara 14 orang itu ada yang menolak dengan alasan nama UU itu akan membingungkan: mengaburkan hari kemerdekaan Amerika yang sebenarnya. Bacalah sekali lagi nama UU itu.
Ada juga yang beralasan hari libur sudah terlalu banyak. Sudah 9 hari. Termasuk hari buruh, hari Veteran, thanks giving, hari Martin Luther King. Hari libur yang terakhir itu kan sudah cukup mengakomodasi persamaan hak.
Lalu ada juga yang menolak karena UU baru itu terkesan berlatar belakang perjuangan ras. “Kalau libur nasional dilatarbelakangi ras, nanti akan ada hari libur semua ras,” katanya.
Ada juga yang bilang tambahan libur itu oke saja, tapi jangan disebut hari kemerdekaan. “Sebut saja hari persamaan hak,” katanya. “Atau hari kebebasan. Atau apalah,” tambahnya.
Presiden Joe Biden langsung mengesahkan UU baru itu. Kemarin. Maka tanggal 19 Juni hari ini Amerika mulai libur nasional baru.
Yang masih gagal diperjuangkan adalah: belum ada tokoh kulit hitam yang wajahnya muncul di uang dolar Amerika. Semua tokoh di dalam uang Amerika adalah orang kulit putih.
Sebenarnya hampir saja final: gambar uang 20 dolar akan diganti. Yang selama ini bergambar mantan Presiden Andrew Jackson.
Tapi soal ini menjadi ruwet ketika Donald Trump menjadi presiden.
Gambar wajah Andrew Jackson itu dipakai sejak 1928. Tepat 100 tahun Jackson terpilih sebagai presiden Amerika.
Saya pernah ke kediaman Jackson. Yang tetap kukuh sampai sekarang. Kediaman itu menjadi museum kepresidenan Andrew Jackson. Lokasinya di luar kota Nashville, Kentucky.
Sebenarnya ironis menjadikan Jackson lambang di mata uang kertas 20 dolar. Jackson adalah presiden yang menentang pencetakan uang kertas. Ia takut mengacaukan moneter karena mudah dipalsu. Jackson bahkan anti bank nasional: dianggap mengurangi otonomi negara bagian. Menurut Jackson tiap negara bagian biarlah memiliki bank sentral sendiri.
Dalam catatan sejarah mata uang, tidak pernah ada penjelasan mengapa wajah Jackson dipilih. Hanya tercatat bahwa wajah lama Stephen Grover Cleveland akan dipindah ke lembaran uang 1.000 dolar. Harus ada penggantinya. Cleveland menjadi presiden dua kali. Tahun 1885 dan tahun 1893. Ia presiden ke 22 dan ke 24.