iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA– Bisakah usaha menjadi sukses dengan modal sedikit? Jawabannya bisa. Dapatkah usaha menjadi besar tanpa tempat usaha yang bagus? Jawabannya bisa juga. Apakah mungkin usaha kecil bertahan di tengah hantaman pandemi yang menekan perekonomian seperti sekarang ini? Jawabannya pun bisa.

Semua keyakinan itu muncul dari sosok Roy Wibisono, pemilik dan pendiri usaha keramik asal Salatiga yang mendunia dengan nama, Naruna. Keyakinannya bersumber dari pengalaman menjalankan bisnis keramiknya dalam kurun waktu yang termasuk singkat, tidak sampai dua tahun.

Ketika memulai usahanya tahun 2019, Roy bersama 3 pegawainya hanya memanfaatkan garasi rumah sebagai workshop. Seringkali untuk marketing, Roy juga memanfaatkan akses internet di pedagang dekat rumah. Bahkan, untuk membakar keramik, Roy mengumpulkan batu bata bekas, karena tidak ada modal besar.

“Saya terus berkomitmen untuk memajukan usaha ini. Setiap tantangan dan masalah harus segera selesai. Saya memang tidak punya modal. Saya juga tidak punya tempat yang bagus. Namun saya perkuat yang lainnya,” tutur Roy Wibisono saat berbicara dalam webinar Festival Ide Bisnis (FIB), Jumat (30 Juli 2021).

Roy memiliki kiat jitu yang membuatnya tetap bertahan selama Pandemi Covid – 19, Ketika banyak sekali UMKM lain yang gagal mempertahankan bisnisnya, hingga gulung tikar. Kiat Roy itu ada empat jurus.

Pertama, membangun produk yang kuat. Tidak hanya cantik, tetapi memiliki nilai tambah lainnya dengan menggunakan material terbaik. Untuk membuat produk yang kuat, Roy melakukan penelitian tentang karakter dan desain, yaitu mencari desain yang disuka pasar. Riset juga dilakukan atas proses pembakaran keramik, hingga riset material terbaik.

Bagi Roy, produk yang baik mengundang pembeli, bahkan tanpa promosi. Ia juga mendorong untuk pengusaha membuat produk berkualitas dengan ciri khas yang unik. Tentunya disesuaikan dengan tren yang sedang berlangsung di masyarakat.

“(Misalnya) orang memproduksi keripik, kalau asal keripik aja sulit jualan. Keripik harus enak. Lakukan riset, dicoba, buat formula keripik yang enak terus orang beli enak, keripiknya kriuk. Orang pasti repeat order. Dari situ produk akan cerita dengan sendirinya,” terangnya.


Berita Terkait



add images