iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Pertamina)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – PT. Pertamina (Persero) memberikan kado “Merdeka Energi” dengan merealisasikan pembangunan 40 titik BBM Satu Harga di Indonesia. Capaian itu menambah total capaian BBM Satu Harga menjadi 284 titik se-Indonesia sejak tahun 2017.

BBM Satu Harga merupakan Penugasan Pemerintah yang dimandatkan kepada Pertamina untuk menjamin ketersediaan energi terutama BBM di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Sebelumnya, wilayah 3T belum dapat menikmati akses energi sama seperti di wilayah lainnya dikarenakan lokasi dengan akses yang sulit.

Sejak tahun 2017, Pertamina Regional Sulawesi telah merealisasikan 26 titik BBM satu harga dan akan terus bertambah guna menghadirkan kemerdekaan energi bagi masyarakat bumi celebes ini. Di 26 titik BBM Satu Harga di Sulawesi ini, BBM yang dijual adalah Premium seharga Rp 6.450/liter dan Solar seharga Rp 5.150/liter.

Executive GM Pertamina Commercial & Trading Regional Sulawesi Rama Suhut Sinaga mengatakan Pertamina terus berkomitmen menghadirkan energi berkeadilan sesuai dengan amanat UU No. 30 tahun 2007 mengenai energi di mana Pertamina terus mendorong availability, accessibility, acceptability dan affordability. Sesulit apapun medannya, Pertamina terus berkolaborasi dengan Pemerintah setempat dan stakeholder terkait guna mewujudkan itu.

“Pertamina melaksanakan penugasan Pemerintah menjamin ketersediaan energi hingga ke pelosok tersulit, agar semua dapat menikmati kemerdekaan energi,” ujar Rama dalam keterangannya, dikutip Kamis (19/8). 

BBM Satu Harga, imbuh Rama, kini telah dinikmati masyarakat di Pulau Miangas, Sulawesi Utara. Pulau paling ujung ini menjadi tapal batas utara Indonesia yang berbatasan laut dengan negara Filipina dengan jarak terdekat adalah Davao City 45 mil laut.

Pulau yang memiliki luas 3,15 km2 dengan jumlah populasi menurut sensus 2020 adalah 678 jiwa ini kini merdeka energi setelah hadir BBM Satu Harga. Harga BBM di pulau ini sebelumnya mencapai Rp12.000 hingga Rp15.000 sangat tergantung dengan kondisi cuaca, kini bisa mengakses BBM dengan harga yang sama.

Pertamina hadir dengan program BBM Satu Harga yang beroperasi sejak Juli 2018 dengan konsumsi rata-rata per bulan mencapai 2 KL untuk Premium dan 4 KL untuk Biosolar. BBM disuplai dari Terminal BBM Bitung sejauh 274 mil laut menggunakan Kapal Tanker Multi Produk kapasitas 2.000 KL yang menempuh durasi perjalanan 8 hari saat cuaca normal dan 13 hari saat cuaca buruk. Dengan konsumsi tersebut distribusi BBM dilakukan 2 bulan sekali.

Hal yang sama dirasakan masyarakat di Teluk Tomini yang telah merdeka energi setelah Pertamina membangun BBM Satu Harga di Desa Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, sebuah kabupaten kepulauan yang terletak di tengah-tengah teluk Tomini.

Nelayan di wilayah ini, sebelumnya kesulitan BBM, kini bisa bebas melaut di teluk Tomini dan tidak kesulitan lagi mendapatkan BBM. BBM Satu Harga juga telah mendukung sektor pariwisata yang menjadi unggulan wilayah ini.

Distribusi BBM dilakukan dengan kapal tanker SPOB (Self-Propelled Oil Barge) dari Terminal BBM Poso sejauh 108,7 mil laut dengan waktu tempuh normal 1 hari. Diresmikan sejak Desember 2017, konsumsi BBM di wilayah ini per bulan mencapai 75 kilo liter untuk Premium dan 15 kilo liter untuk Biosolar.

Bupati Tojo Una-Una, Muhammad Lahay mengatakan harga BBM di Kepulauan Wakai dan Togean sebelumnya dibeli masyarakat nelayan dengan harga bervariatif. SPBU terdekat berada di daratan Kota Ampana yang berjarak 2-3 jam menggunakan speed boat atau kapal cepat. Hal ini mengakibatkan harga BBM di wilayah tersebut sebelumnya rata-rata Rp 15.000/liter.

“Dengan hadirnya BBM Satu Harga di daerah kami, secara otomatis sangat membantu masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan,’’ ujar Muhammad Lahay.


Berita Terkait



add images