JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa dunia belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19.
Selain itu, kata Jokowi, dunia juga dikejutkan dengan perang Rusia-Ukraina yang membawa efek domino bagi negara-negara lainnya. Salah satunya, krisis pangan dan energi.
"Muncul krisis pangan, krisis energi juga sama, gas sampai harganya lima kali lipat, bensin naik dua kali lipat. Inilah kesulitan-inilah yang dialami hampir semua negara," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka di halaman depan Istana Merdeka, Senin (1/8) malam.
Jokowi mencontohkan, dampak yang paling akan terasa dari perang Ukraina dengan Rusia yaitu di sektor pangan. Pasalnya, lanjut Jokowi, Ukraina yang merupakan pengimpor gandum dan tidak bisa mengekspor barang pangannya akibat perang dengan Rusia.
Jokowi pun mendapatkan kabar itu saat menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beberapa waktu lalu.
"Ada stok di Ukraina di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta. Artinya 77 juta gandum di Ukraina enggak bisa keluar karena perang," ucap Jokowi.
Hal serupa juga dialami di Rusia. Jokowi menyebut, dirinya juga menerima kabar yang sama dari Presiden Vladimir Putin.
"Stok gandum di Rusia 130 juta ton, berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandum ada 207 juta ton. Bukan 207 ton, tetapi 207 juta ton, ini yang mengakibatkan 333 juta orang kelaparan," kata dia.
Jokowi juga memprediksi enam bulan ke depan 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan. "Sekali lagi, alhamdulilah, beras di Australia masih bisa kita cari dan tidak naik sekali. Ini patut kita syukuri berkat kerja keras bapak ibu, berkat ikhitar gotong royong kita bersama-sama," kata Jokowi.
Oleh karena itu, eks gubernur DKI Jakarta itu menilai negara kecil maupun besar mengalami hal yang sama, sehingga muncul krisis ketiga. Jokowi mengatakan fase ketiga ini ialah krisis keuangan.