iklan Makam Sulthan Taha (Tebo).
Makam Sulthan Taha (Tebo).

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Provinsi Jambi banyak menyimpan bangunan dan barang peninggalan masa lalu yang mempunyai nilai historis tinggi. 

Tersebar mulai dari Ujung Jabung di Pantai Timur Jambi hingga ke Telun Berasap di Gunung Kerinci. Saksi bisu peradaban pada masanya.

Dari puluhan, bahkan ratusan benda-benda peninggalan sejarah yang tersebar di 11 kabupaten/kota se Provinsi Jambi, jambiupdate mengambil 11 di antaranya, yang memang dianggap unik, melegenda dan tentunya bersejarah.

Komplek Benteng Tembesi (Batanghari)

Benteng Tembesi merupakan komplek markas besar tentara Kolonial Belanda pada masa pemerintahannya. Di dalam komplek itu, terdapat benteng, rumah, gudang persenjataan, berbagai fasilitas lainnya. Namun, untuk masyarakat umum, lebih dikenal dengan Benteng Tembesi. Bahkan, bioskop disebut yang paling tua di Jambi karena dibangun pada tahun 1950.

Kawasan komplek Benteng Belanda tersebut kesemuanya dibuat dari bahan kayu batang tembesu dan kayu bulian, yang juga merupakan kayu ciri khas bumi serentak bak regam kabupaten Batanghari.

Menurut informasi, benteng itu didirikan pada tahun 1916.

Lokasi : Muara Tembesi, Batanghari 

Dibangun Tahun : 1916

Kondisi Saat ini : Bangunan benteng rusak berat, sebagian bangunan sudah hilang akibat erosi Sungai Batanghari

Jarak dari Kota Jambi : 65 KM

Situs Makam Orang Kayo Hitam (Tanjab Timur)

Keberadaan situm makam Orang Kayo Hitam, secara astronomis berada pada titik 01º1655,2” LS dan 104º04,55,1” BT di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merupakan bukti sejarah perjuangan Orang Kayo Hitam sebagai Raja Melayu Jambi pada masa itu. Dimana, saat islam masuk ke bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Orang Kayo Hitam dikenal salah seorang Raja yang memperjuangkan dan mengembang islam di Negeri Jambi hingga akhir hayatnya di abad ke 15.

Tidak banyak yang mengetahui siapa yang pertama kali menemukan makam raja melayu jambi tersebut, berdasarkan informasi yang di peroleh Jambi Ekspres (Induk Jambiuopdate) dari Dinas Budparporpora Tanjab Timur dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, penemuan makam orang kayo hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai, serta Kucing Kesayanganya, pada tahun 70 an, dimana saat itu Kelurahan Simpang tengah dilanda banjir yang cukup dahsat hingga menelan korban jiwa. Warga yang kebingungan untuk memakam korban banjir, mencari tempat yang tertinggi. Saat itu, lokasi tertinggi dan tidak terkena banjir di Kelurahan Simpang yakni situs makam orang kayo hitam. Di karenakan tidak ada tempat lain untuk memakamkan korban banjir, warga setempat memakamkan korban banjir di sekitar komplek makam Orang Kayo Hitam.

Dari penemuan makam yang berukuran tidak seperti makam pada umumnya, jika makam pada umumnya berukuran 1,5 m x 2 m, berbeda dengan Makam Orang Kayo Hitam yang ukuran mencapai 5,2 m x 1,5 m dan makam isterinya Putri Mayang Mangurai berukuran 3,7 m x 1,4 m dengan nisan yang terbuat dari andesit yang berbentuk kurawal. Begitu juga dengan makam kucing Kesayangan Orang Kayo Hitam yang ukuranya mencapai 3,2 m x 1,2 m.

Lokasi : Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Tanjab Timur

Dibangun Tahun : Ditemukan tahun 1970, dipugar tahun 2010

Kondisi Saat ini : Terawat

Jarak dari Kota Jambi : 90 KM 


Berita Terkait



add images